Jakarta (ANTARA) - Chief Marketing Officer Danantara Asset Management Dendi Tegar Danianto mengajak para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk bertumbuh melalui pendekatan ke sektor business-to-business (B2B).
“Orang mungkin banyak berbicara UMKM itu di segi ranah business-to-customer (B2C). Nah yang sedang kita kerjakan ini kan B2B. Makanya ini menjadi perhatian dari Danantara, karena menurut kita penting untuk men-trigger juga growth UMKM di B2B sector,” katanya saat dijumpai di sela PaDi Business Forum & Showcase 2025, di The Gade Tower Jakarta, Rabu.
Menurut Dendi, salah satu langkah bagi UMKM untuk menjangkau pasar B2B adalah melalui platform khusus seperti marketplace PT Telkom Indonesia (Persero), Pasar Digital (PaDi) UMKM, yang menghubungkan pelaku usaha dengan kementerian, lembaga, BUMN, dan pemerintah daerah.
Dengan platform yang terintegrasi, diharapkan instansi pemerintahan bisa memprioritaskan belanja barang dan jasa kepada UMKM lokal melalui sistem pembayaran yang mudah dan efisien.
Baca juga: Dewan KEK dorong Danantara biayai pengembangan KEK di Indonesia timur
“Yang paling mudah adalah kita yang di Danantara dan BUMN sebagai offtaker-nya. Ini di BUMN, besar sekali market-nya,” ujarnya.
Menurut Dandi, UMKM lokal yang telah terintegrasi dengan platform penghubung ke sektor B2B memiliki potensi transaksi yang lebih besar, salah satunya melalui pengadaan dari kementerian/lembaga.
“Ini yang sedang kita coba unlock the value supaya mendukung UMKM dengan kegiatan (bisnis yang lebih tight, lebih rapi, lebih efektif dan efisien,” katanya.
Pendekatan UMKM lokal ke pasar B2B, lanjut dia, juga perlu diperkuat dengan peran aktif pemangku kepentingan terkait seperti BUMN untuk memberikan ruang business matching hingga peningkatan kapabilitas pelaku usaha.
Baca juga: Danantara soroti kepastian cashflow dan regulasi dalam proyek WTE
“Ini tidak cuma business matching, tapi juga kompetensi dan capability. Tidak banyak juga yang siap untuk melakukan transaksi mereka, komersialisasi mereka di ranah online,” kata Dandi.
Hal ini, lanjutnya, berdampak pula dengan perluasan akses terhadap modal usaha yang tetap menjadi kebutuhan utama bagi UMKM dalam menjaga kelangsungan dan pengembangan bisnis mereka.
“Nah ini yang kita lakukan, tidak cuma business matching. Business matching akan berkembang secara organik, banyak kalau memang pelanggannya sudah puas, bisa offtake kepada BUMN, happy dengan platform, tapi para pelanggannya mendapatkan bantuan akses ke pasar dan akses ke pendanaan,” ujarnya menambahkan.
Baca juga: Riset sebut digitalisasi UMKM via QRIS buat investasi lebih efisien
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































