Jakarta (ANTARA) - Henti jantung bisa terjadi kapan saja, di mana saja, dan pada siapa saja secara tiba-tiba tanpa gejala awal yang jelas. Namun pada umumnya gejala utama henti jantung mendadak adalah pingsan, sesak napas, dan nyeri dada.
Kondisi tersebut terjadi ketika jantung berhenti berdetak secara mendadak akibat gangguan listrik pada otot jantung, sehingga menghentikan aliran darah ke seluruh tubuh. Dalam situasi kritis ini, setiap detik sangat berharga, karena penanganan yang cepat dan tepat dapat menjadi perbedaan antara hidup dan kehilangan nyawa.
Lantas, apa saja langkah-langkah penting yang harus dilakukan saat menghadapi henti jantung mendadak? Simak penjelasannya untuk mengetahui lebih lanjut tindakan pertolongan pertama henti jantung. Melansir heartology dan berbagai sumber kesehatan lainnya.
Tindakan pertolongan pertama henti jantung
Saat menghadapi situasi henti jantung mendadak, tindakan pertolongan pertama yang tepat menjadi sangat krusial. Berikut langkah-langkah sederhana namun penting yang dapat dilakukan:
1. Pastikan keamanan diri dan korban
Langkah pertama adalah memastikan bahwa lokasi tempat Anda dan korban berada aman dari bahaya. Jika korban berada di area berisiko, seperti jalan raya atau tempat yang rawan kebakaran, pindahkan korban ke lokasi yang lebih aman bila memungkinkan. Keselamatan diri dan korban harus menjadi prioritas sebelum memberikan pertolongan.
2. Segera hubungi bantuan medis ambulan
Segera hubungi layanan darurat, seperti 112 atau 119 untuk meminta bantuan medis. Sampaikan informasi yang jelas mengenai lokasi kejadian, kondisi korban, dan bahwa korban mengalami henti jantung. Memanggil bantuan dengan segera sangat penting agar tim medis dapat tiba secepat mungkin untuk menangani keadaan darurat ini.
3. Lakukan Resusitasi Jantung Paru (RJP) atau Cardiopulmonary Resuscitation (CPR)
Setelah memastikan keselamatan dan memanggil bantuan, langkah berikutnya adalah melakukan CPR. Berikut cara melakukannya:
• Posisi tangan: Letakkan kedua tangan di tengah dada korban, dengan salah satu tangan di atas yang lain. Pastikan jari-jari tidak menyentuh dada.
• Tekan dada: Lakukan tekanan kuat dan cepat di tengah dada dengan kedalaman sekitar 5–6 cm. Tekan dengan kecepatan 100–120 kali per menit.
• Kompresi berkelanjutan: Lanjutkan kompresi tanpa henti hingga bantuan medis tiba atau korban mulai menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Jika Anda terlatih, setelah 30 kali kompresi, berikan dua napas bantuan. Namun, jika tidak terlatih, fokus saja pada kompresi dada.
Langkah-langkah dasar pertolongan pertama henti jantung RJP (foto: Heartology)
Selain itu Alat Automated External Defibrillator (AED) dapat membantu mendeteksi gangguan irama jantung dan memberikan kejutan listrik (defibrilasi) untuk memulihkan detak jantung yang normal.
Kejutan listrik ini bekerja dengan mengatur kembali irama jantung agar dapat berdetak seperti semula. Setelah detak jantung korban berhasil dipulihkan dan tim medis tiba, korban dapat segera dibawa ke rumah sakit dengan ambulans untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Penanganan medis yang cepat sangat penting untuk melindungi nyawa korban.
Jika korban yang mengalami henti jantung mulai menunjukkan tanda-tanda respons, seperti batuk, membuka mata, berbicara, atau bernapas dengan normal, posisikan tubuhnya dalam posisi pemulihan. Lepaskan defibrilator yang terpasang dan pantau kondisinya. Jika diperlukan, bersiaplah kembali melakukan CPR.
Korban yang selamat dari henti jantung memerlukan pemantauan intensif dan perawatan lanjutan di rumah sakit. Proses ini sering kali diikuti oleh rehabilitasi dan tindakan medis lainnya guna mempercepat pemulihan kondisi kesehatan mereka.
Memahami langkah-langkah pertolongan pertama ini dapat membantu menyelamatkan nyawa dalam situasi kritis. Dengan keadaan yang harus tenang, kesiapan, serta pengetahuan yang cukup, Anda dapat memberikan pertolongan awal yang sangat berarti sebelum bantuan profesional tiba.
Baca juga: Pentingnya alat AED untuk pertolongan pertama cegah kematian mendadak
Baca juga: Dokter: Cegah penyakit jantung koroner sejak usia 35-40 tahun ke atas
Baca juga: Tolong korban henti jantung mendadak pada 7-10 menit pertama
Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025