Cuaca ekstrem, pesantren di Bandung Barat roboh dan satu meninggal

2 hours ago 3
Korban meninggal dunia sudah diserahkan kepada keluarga untuk dikebumikan

Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan cuaca ekstrem berupa hujan deras disertai angin kencang dan berpetir berdampak signifikan hingga merobohkan bangunan pesantren dan merusak saluran irigasi di Jawa Barat.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari di Jakarta, Senin, mengatakan hujan dengan intensitas tinggi yang berlangsung cukup lama sejak Minggu (26/10) memicu bencana di Kabupaten Bandung Barat dan Sukabumi.

BNPB mengkonfirmasi tanah longsor yang dipicu hujan deras menghantam bangunan Pondok Pesantren At-Thohiriyah di Desa Cinengah, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat, sehingga roboh dan mengakibatkan satu orang meninggal dunia.

Baca juga: BMKG: Waspadai hujan lebat disertai angin kencang di Jabar sepekan ini

“Korban meninggal dunia sudah diserahkan kepada keluarga untuk dikebumikan,” kata dia.

Pada hari yang sama bencana banjir dan longsor dilaporkan terjadi di Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, tepatnya di Desa Karangkapak, Cisolok, dan Cikahuripan hingga mengakibatkan sebanyak 11 Kepala Keluarga (KK) harus dievakuasi akibat banjir dan tanah longsor tersebut.

Selain menggenangi permukiman warga, lanjutnya, banjir juga menyebabkan saluran irigasi Cimarinjung jebol dan menimbulkan kerusakan di kawasan wisata Pantai Karanghawu. Genangan air dengan ketinggian 40–50 centimeter juga sempat mengganggu akses jalan nasional di sekitar Hotel Kuda Laut Sukabumi.

Baca juga: BNPB gelar modifikasi cuaca Jatim dan Jabar antisipasi hujan ekstrem

Menurut Abdul, tim petugas gabungan telah melakukan upaya penanganan darurat, termasuk pembersihan material longsor dan pendataan kerusakan bangunan warga. Hingga Senin pagi, tidak ada laporan tambahan korban jiwa dari dua lokasi yang dilanda bencana tersebut.

BNPB bersama dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) saat ini masih melangsungkan operasi modifikasi cuaca dengan menyemai garam (NaCl) ke awan potensial untuk mengendalikan hujan di wilayah Jawa Barat.

Meski demikian, kata Abdul, masyarakat di wilayah Jawa Barat dan sekitarnya untuk tetap diminta agar meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem selama masa peralihan musim ini dan serta segera melaporkan kepada aparat setempat jika terjadi tanda-tanda longsor atau kenaikan debit air di sekitar permukiman.

Baca juga: BNPB lakukan operasi modifikasi cuaca di Jabar tekan potensi banjir

Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |