Ciri ginjal sehat dan ginjal yang sakit menurut dokter

3 hours ago 1

Jakarta (ANTARA) - Ginjal yang sehat memiliki beberapa ciri yang bisa dievaluasi baik secara langsung maupun melalui pemeriksaan medis, begitu pula dengan ginjal yang sakit atau tidak sehat, sebagaimana yang dibagikan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit Universitas Indonesia (RS UI) dr. Anindia Larasati, Sp.PD.

“Ginjal yang sehat ini sebenarnya bisa kita nilai atau bisa kita evaluasi dari beberapa cara, yang paling umum dan mudah itu dengan melihat warna urin atau warna air seni kita,” kata dia pada telewicara daring, Selasa.

Anindia menyebut, ginjal yang berfungsi dengan baik akan menghasilkan urin berwarna kuning jernih, tidak keruh, dan tidak berbusa. Selain itu, jumlah urin yang dikeluarkan juga cukup, tidak terlalu banyak maupun sedikit.

Namun, untuk menilai kesehatan ginjal lebih mendalam dan akurat, pemeriksaan laboratorium seperti ureum dan kreatinin sangat penting.

Baca juga: Kenali berbagai penyebab gagal ginjal berikut ini

Hasil pemeriksaan ini, menurut Anindia, dapat membantu untuk mengetahui fungsi ginjal, salah satunya melalui parameter laju filtrasi glomerulus (eGFR).

Ginjal yang sehat biasanya memiliki eGFR di atas 90. Selain itu, pemeriksaan elektrolit seperti kadar natrium, kalium, dan klorida juga penting karena ginjal berperan dalam mengatur keseimbangan elektrolit dalam tubuh.

Selain pemeriksaan medis, tekanan darah juga dapat menjadi indikator penting. Tekanan darah yang stabil di bawah 140/90 mmHg tanpa perlu obat hipertensi menunjukkan fungsi ginjal yang baik.

Sebaliknya, ginjal yang tidak sehat atau sakit dapat dibagi menjadi dua kondisi: gagal ginjal akut dan penyakit ginjal kronik.

Baca juga: Program PKG diminta prioritaskan cek gula darah pada usia muda

Gagal ginjal akut terjadi secara cepat, seringkali dalam waktu kurang dari 48 jam, dan biasanya disertai gejala seperti diare, muntah, atau dehidrasi berat. Jika kondisi ini terdeteksi dan ditangani dengan cepat, fungsi ginjal bisa pulih.

“Bila kondisi-kondisi ini cepat kita deteksi dan bisa kita hentikan atau kita kembalikan kepada kondisi yang normal, artinya dehidrasinya kita atasi, muntahnya kita hentikan, ya insya Allah fungsi ginjalnya bisa kembali normal seperti sebelumnya,” ujar Anindia.

Sementara itu, penyakit ginjal kronik (PGK) berkembang perlahan dan sering kali tanpa gejala. Biasanya, kondisi ini berlangsung lebih dari tiga bulan, dan sering baru diketahui setelah pemeriksaan seperti ureum kreatinin dan eGFR.

Oleh karena itu, Anindia menekankan penting untuk rutin memeriksakan kesehatan ginjal guna mencegah penurunan fungsi ginjal yang lebih parah.

Baca juga: Konsumsi seblak secara tidak langsung pengaruhi kesehatan ginjal

Baca juga: Konsumsi obat sembarangan bisa picu gagal ginjal

Baca juga: RSUD Dr Moewardi berhasil transplantasi ginjal pasien

Pewarta: Pamela Sakina
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |