China larang ledakan baterai EV dengan kebijakan baru mulai Juli 2026

1 day ago 4

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi (Ministry of Industry and Information Technology / MIIT) China telah mengumumkan standar keamanan nasional wajib baru untuk baterai kendaraan listrik yang akan berlaku mulai 1 Juli 2026.

Peraturan yang diperbarui yakni GB38031-2025 “Persyaratan Keselamatan untuk Baterai Daya Kendaraan Listrik” merupakan standar pertama di dunia yang mewajibkan baterai untuk mencegah kebakaran dan ledakan bahkan setelah pelarian panas internal terjadi, lapor Carnewschina, Kamis.

Perubahan yang paling signifikan dalam standar baru ini adalah persyaratan uji difusi termal.

Sementara standar sebelumnya hanya membutuhkan sinyal peringatan lima menit sebelum kebakaran atau ledakan, peraturan yang diperbarui mengamanatkan bahwa baterai tidak boleh terbakar atau meledak, bahkan selama peristiwa pelarian termal.

Selain itu, asap yang dihasilkan tidak boleh membahayakan penumpang kendaraan.

Baca juga: Seminggu diluncurkan, sedan listrik BYD Qin L lampaui 10.000 pemesanan

Standar ini juga memperkenalkan pengujian baru, termasuk pengujian benturan bawah untuk mengevaluasi kemampuan perlindungan baterai saat bagian bawah mengalami tabrakan, dan pengujian keamanan siklus pengisian cepat mengharuskan baterai tahan terhadap 300 siklus pengisian cepat tanpa kebakaran atau ledakan selama pengujian hubung singkat berikutnya.

Para ahli industri percaya bahwa persyaratan ketat ini akan secara signifikan meningkatkan keselamatan konsumen sekaligus mempercepat konsolidasi industri.

Produsen baterai terkemuka seperti CATL mengklaim bahwa mereka telah mengembangkan teknologi yang memenuhi standar baru. Perusahaan bertaraf global asal China itu menyatakan bahwa teknologi No Thermal Propagation (NP) generasi pertama mereka telah diproduksi sejak tahun 2020.

“Standar baru ini secara efektif akan mengurangi risiko kebakaran baterai setelah tabrakan pada kendaraan energi baru, sehingga melindungi nyawa konsumen dengan lebih baik,” kata perwakilan CATL, yang menekankan bahwa untuk memenuhi persyaratan ini diperlukan kolaborasi antara produsen mobil dan produsen baterai.

Baca juga: Produsen mobil China terus maju di Eropa meski ada hambatan tarif

Waktu pengumuman ini menyusul setelah kecelakaan yang melibatkan kendaraan listrik Xiaomi SU7 yang terbakar setelah tabrakan pada Maret lalu. Namun, penyebab insiden itu masih dalam penyelidikan.

Para pakar industri percaya bahwa standar nasional yang baru ini melindungi keamanan baterai melalui protokol pengujian yang ketat, yang secara signifikan mengurangi kekhawatiran publik tentang risiko pembakaran spontan pada kendaraan listrik.

Meskipun peraturan ini dapat meningkatkan biaya penelitian dan pengembangan untuk perusahaan kecil dan menengah dan berpotensi memicu konsolidasi pasar jangka pendek, manfaat jangka panjang industri ini sangat besar.

Kinerja keselamatan yang ditingkatkan pada akhirnya akan mengurangi biaya tersembunyi yang terkait dengan asuransi dan pemeliharaan, sehingga menciptakan peluang nilai yang lebih besar di seluruh sektor.

Baca juga: China bangun PLTS luar angkasa, salurkan energi tak terbatas ke EV

Baca juga: BYD akan rilis 500 stasiun isi daya 1000kW ultrafast pertama dunia

Baca juga: Jetour bakal rilis 2 EV dan kemungkinan 1 hybrid tahun ini

Pewarta:
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |