ChatGPT rilis Study Mode untuk latih kemampuan berpikir kritis siswa

1 month ago 7

Jakarta (ANTARA) - Perusahaan teknologi kecerdasan buatan OpenAI mengumumkan peluncuran Study Mode, sebuah fitur baru di dalam ChatGPT yang dirancang untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir kritis, alih-alih sekadar mencari jawaban instan.

Dilansir dari Tech Crunch pada Rabu, ketika fitur ini diaktifkan, ChatGPT akan mengajukan pertanyaan balik guna menguji pemahaman pengguna. Dalam beberapa kasus, chatbot ini bahkan akan menolak memberikan jawaban langsung apabila siswa tidak menunjukkan keterlibatan aktif dengan materi yang ditanyakan.

OpenAI menyatakan bahwa Study Mode mulai tersedia bagi pengguna ChatGPT Free, Plus, Pro, dan Team. Perusahaan itu juga berencana memperluas fitur ini ke pelanggan paket ChatGPT Edu, yang umumnya mencakup siswa dengan akses yang disediakan oleh pihak sekolah, dalam beberapa minggu ke depan.

Baca juga: ChatGPT terima lebih dari 2,5 miliar prompt setiap hari

Peluncuran Study Mode merupakan respons OpenAI terhadap tingginya penggunaan ChatGPT di kalangan pelajar. Sejumlah studi menunjukkan bahwa chatbot ini dapat menjadi alat bantu belajar yang efektif, tetapi di sisi lain berpotensi mengurangi kemampuan berpikir kritis siswa.

Sebuah riset yang dirilis pada Juni lalu menemukan bahwa pengguna ChatGPT untuk menulis esai mengalami penurunan aktivitas otak dibandingkan mereka yang menggunakan Google Search atau tidak menggunakan alat bantu digital sama sekali.

Sejak diluncurkan pada 2022, kehadiran ChatGPT di lingkungan sekolah menimbulkan kekhawatiran di kalangan pendidik. Beberapa distrik sekolah di Amerika Serikat bahkan sempat menerapkan larangan terhadap penggunaan alat ini.

Baca juga: OpenAI luncurkan asisten AI yang bisa lakukan tugas secara otomatis

Namun pada 2023, sejumlah sekolah mulai mencabut larangan tersebut dan menerima kenyataan bahwa ChatGPT akan menjadi bagian dari kehidupan belajar siswa.

Dengan Study Mode, OpenAI berharap ChatGPT bisa dimanfaatkan sebagai alat bantu belajar yang aktif, bukan sekadar mesin pencari jawaban. Sebelumnya, perusahaan AI Anthropic juga telah meluncurkan fitur serupa bernama Learning Mode untuk chatbot Claude pada April lalu.

Namun demikian, efektivitas Study Mode masih memiliki keterbatasan. Siswa tetap dapat dengan mudah beralih ke mode biasa ChatGPT apabila mereka hanya ingin memperoleh jawaban cepat.

Baca juga: Kepala BRIN: Indonesia tak perlu ikut-ikutan buat "ChatGPT"

Wakil Presiden bidang Pendidikan OpenAI Leah Belsky mengungkapkan bahwa saat ini belum tersedia fitur kontrol untuk orang tua atau administrator sekolah guna mengunci penggunaan ChatGPT pada Study Mode saja. Meski begitu, perusahaan membuka kemungkinan untuk menghadirkan fitur semacam itu di masa depan.

Dengan demikian, penggunaan Study Mode sangat bergantung pada komitmen siswa itu sendiri. Mereka harus benar-benar memiliki keinginan untuk belajar, bukan sekadar menyelesaikan tugas.

OpenAI menyebutkan bahwa Study Mode merupakan langkah awal dalam pengembangan ChatGPT sebagai alat pembelajaran. Perusahaan juga berencana merilis lebih banyak informasi ke depan terkait bagaimana AI generatif dimanfaatkan siswa sepanjang proses pendidikan mereka.

Baca juga: OpenAI hadirkan sejumlah fitur produktivitas baru di ChatGPT

Baca juga: OpenAI kembangkan opsi gunakan akun ChatGPT masuk ke aplikasi lain

Penerjemah: Farhan Arda Nugraha
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |