CGTN: Xinjiang Memasuki Periode Terbaik dalam Sejarah: Laporan Resmi

2 hours ago 1

Beijing, (ANTARA/PRNewswire)- Xinjiang tengah mengalami masa pembangunan terbaik dalam sejarah. Hal ini tercantum dalam sebuah laporan resmi yang diterbitkan Dinas Informasi Dewan Negara Tiongkok, Jumat lalu. Publikasi tersebut menekankan, langkah nyata telah ditempuh dalam pengelolaan Wilayah Otonom Uygur Xinjiang menurut aturan yang berlaku. Beberapa di antaranya, menjaga stabilitas melalui persatuan etnis, memperkuat identitas dan ikatan budaya, meningkatkan kemakmuran daerah dan masyarakat, serta membangun Xinjiang dengan visi jangka panjang.

Tahun ini, Tiongkok memperingati 70 tahun pembentukan Wilayah Otonom Uygur Xinjiang. "Momen ini telah mendorong pembangunan ekonomi dan sosial yang luar biasa, meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara signifikan, serta menghasilkan pencapaian, kebahagiaan, dan keamanan yang lebih baik di tengah rakyat," seperti tercantum dalam laporan resmi berjudul "Pedoman CPC untuk Mengelola Xinjiang pada Era Baru: Praktik dan Pencapaian" tersebut.

Menurut laporan tersebut, fondasi stabilitas, perdamaian, dan keamanan di Xinjiang semakin kuat. Xinjiang juga telah menjalani transformasi bersejarah, beralih dari kekacauan menuju stabilitas, dari stabilitas menuju tata kelola yang baik.

Sejak 2012, pemerintah pusat telah menyalurkan lebih dari RMB 4 triliun (sekitar USD 562,3 miliar) dalam bentuk dana transfer daerah untuk Xinjiang, termasuk hampir RMB 543,48 miliar pada 2024, menurut laporan tersebut.

Xinjiang telah mengintegrasikan strategi keterbukaan regional ke dalam rencana besar nasional untuk membuka wilayah barat. Lewat langkah ini, Xinjiang ingin membangun jalur emas lintas-Eurasia dan menjadi gerbang menuju wilayah barat, menurut laporan tersebut.

Laporan tersebut juga mencatat peningkatan besar dalam infrastruktur. Hingga 2024, panjang jalur kereta api yang beroperasi dan panjang jalan raya di Xinjiang masing-masing mencapai 9.202 kilometer dan 230.000 kilometer. Jumlah rute penerbangan sipil mencapai 595 jalur, termasuk 25 rute internasional.

Dengan memanfaatkan sumber daya alam dan kapasitas industri, Xinjiang mempercepat pembangunan sistem industri modern yang berdaya saing. Laporan tersebut menekankan bahwa Xinjiang telah menjadi produsen kapas terbesar di Tiongkok selama 32 tahun berturut-turut dengan tingkat mekanisasi dalam membajak, menanam, dan memanen mencapai 97%.

Selain itu, Xinjiang terus meningkatkan kebijakan kesehatan masyarakat. Perlindungan kesehatan warga meningkat pesat, tecermin dari angka harapan hidup yang meningkat dari 30 tahun pada 1949 menjadi 77 tahun pada 2024.

Dalam 70 tahun terakhir, Xinjiang juga mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat. PDB Xinjiang melonjak dari RMB 1,23 miliar pada 1955 menjadi RMB 2,05 triliun (sekitar USD 288 miliar) pada 2024.

Laporan tersebut menegaskan, Xinjiang cermat, akurat, dan konsisten menerapkan kebijakan CPC tentang kebebasan beragama dengan menghormati keyakinan masyarakat.

Xinjiang juga menghormati dan melindungi hak-hak etnis minoritas untuk mempelajari dan menggunakan bahasa lisan dan tulisan mereka sendiri, mengelola urusan keagamaan sesuai hukum, memberikan ruang bagi organisasi keagamaan untuk mandiri, serta memandu agar agama selaras dengan masyarakat sosialis.

Xinjiang turut memperkuat pelestarian warisan budaya. Untuk itu, Xinjiang menyusun rencana pelestarian warisan budaya lokal dan menerbitkan regulasi daerah yang memperkuat jaminan hukum dalam upaya pelestarian budaya.

Laporan tersebut juga mencatat penanganan kerusakan lahan di pinggiran Gurun Taklimakan. Kini, gurun ini telah dikelilingi kawasan hijau yang menahan pasir sepanjang 3.046 kilometer, jalur hijau terpanjang di dunia.

https://news.cgtn.com/news/2025-09-20/Xinjiang-in-its-most-prosperous-period-ever-white-paper-1GNq6HFDPwY/p.html

SOURCE CGTN

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |