Jakarta (ANTARA) - Pemulihan trauma dan mental setelah mengalami penganiayaan fisik merupakan proses panjang yang melibatkan upaya psikologis dan fisik.
Banyak korban penganiayaan fisik merasa kesulitan untuk melanjutkan kehidupan mereka setelah peristiwa yang mengerikan tersebut.
Trauma yang dialami tidak hanya mempengaruhi kondisi fisik, tetapi juga kesehatan mental yang memerlukan perhatian khusus untuk pulih secara menyeluruh.
Untuk memulai pemulihan, korban perlu mendapatkan dukungan yang tepat, baik dari keluarga, teman, maupun tenaga medis profesional.
Seperti pendekatan psikoterapi konseling dan terapi perilaku kognitif juga dapat membantu korban mengatasi rasa takut, kecemasan, dan perasaan rendah diri yang muncul akibat penganiayaan fisik.
Selain itu, terapi fisik juga sangat penting untuk memperbaiki cedera tubuh yang mungkin terjadi selama peristiwa tersebut.
Proses penyembuhan trauma akibat penganiayaan fisik akan lebih efektif apabila korban didukung oleh lingkungan yang penuh kasih sayang.
Mengikuti kegiatan sosial, kembali terlibat dengan hobi, atau bergabung dalam kelompok pendukung yang terdiri dari sesama korban kekerasan dapat membantu mengurangi perasaan terisolasi. Hal ini juga memberikan harapan untuk kehidupan yang lebih baik pasca-trauma.
Pemulihan yang tepat menjadi hal yang sangat penting untuk memungkinkan individu kembali menjalani hidup secara normal. Lantas, bagaimana langkah-langkah yang dapat diambil untuk memulihkan trauma akibat penganiayaan fisik? Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memulai proses penyembuhan.
8 cara mengatasi trauma akibat penganiayaan
1. Mencintai diri sendiri dan mengurangi kritik terhadap diri
Langkah pertama dalam pemulihan adalah menanamkan rasa cinta kepada diri sendiri. Meskipun mungkin sulit, penting untuk menyadari bahwa peristiwa traumatis bukanlah kesalahan pribadi. Mengurangi kritik terhadap diri sendiri dapat membantu mengurangi perasaan bersalah dan meningkatkan harga diri.
2. Berbicara dengan orang terpercaya
Menceritakan pengalaman dan perasaan kepada orang yang dipercaya, seperti keluarga atau teman dekat, dapat memberikan dukungan emosional yang sangat dibutuhkan. Dukungan sosial ini membantu individu merasa tidak sendirian dan mendapatkan perspektif yang berbeda mengenai situasi yang dihadapi.
3. Mengikuti terapi psikologis
Konseling dengan profesional, seperti psikolog atau psikiater, dapat membantu individu mengelola dampak emosional dan fisik dari penganiayaan. Terapi psikologis, seperti terapi perilaku kognitif, efektif dalam membantu individu memahami dan mengatasi perasaan serta pikiran negatif yang muncul akibat trauma.
4. Mengalihkan perhatian dengan aktivitas positif
Melibatkan diri dalam aktivitas yang menyenangkan atau produktif, seperti berolahraga, menekuni hobi, atau kegiatan sosial, dapat membantu mengalihkan pikiran dari kenangan traumatis. Aktivitas ini juga berkontribusi pada peningkatan mood dan kesehatan fisik secara keseluruhan.
5. Menerapkan gaya hidup sehat
Menjaga pola makan yang sehat, tidur yang cukup, dan rutin berolahraga dapat meningkatkan kesehatan fisik dan mental. Gaya hidup sehat membantu tubuh dan pikiran pulih lebih cepat dari dampak trauma.
6. Bergabung dengan kelompok dukungan
Bergabung dengan kelompok dukungan atau komunitas yang memiliki pengalaman serupa dapat memberikan rasa kebersamaan dan pemahaman yang mendalam. Interaksi dengan sesama korban dapat menjadi sumber kekuatan dan motivasi dalam proses pemulihan.
7. Menghindari paparan pemicu trauma
Mengidentifikasi dan menghindari situasi atau lingkungan yang dapat memicu ingatan atau perasaan terkait trauma sangat penting. Mengatur lingkungan sekitar untuk menciptakan rasa aman dan nyaman dapat mempercepat proses pemulihan.
8. Bersabar dan memberikan waktu untuk proses pemulihan
Pemulihan dari trauma adalah proses yang memerlukan waktu dan kesabaran. Setiap individu memiliki kecepatan pemulihan yang berbeda. Memberikan diri sendiri izin untuk merasa dan berproses sesuai dengan kemampuan pribadi adalah langkah penting dalam perjalanan menuju kesembuhan.
Mengatasi trauma pasca penganiayaan fisik membutuhkan pendekatan yang menyeluruh dan dukungan dari berbagai pihak. Proses pemulihan ini mencakup berbagai aspek, baik fisik maupun psikologis, yang harus ditangani secara hati-hati untuk mencapai kesembuhan yang optimal.
Dengan langkah-langkah yang tepat, diharapkan individu yang mengalami trauma dapat pulih dan kembali menjalani kehidupan mereka dengan kualitas yang lebih baik. Dukungan sosial dan profesional sangat penting dalam membantu mereka mengatasi rasa sakit dan membangun kembali kehidupan yang penuh harapan.
Baca juga: Polda Sumut lakukan trauma healing pada keluarga korban pembunuhan Baca juga: Polisi beri penyembuhan trauma kepada korban kebakaran di Kemayoran Baca juga: UNRWA: Perang Israel sebabkan 'pandemi cacat anak-anak' di Gaza
Pewarta: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2024