Jakarta (ANTARA) - Beriman kepada hari akhir adalah salah satu dari enam rukun iman yang menjadi fondasi utama dalam keyakinan seorang Muslim. Memahami dan mengamalkan cara beriman kepada hari akhir akan membentuk pribadi yang lebih sadar akan tujuan hidup, lebih bertanggung jawab dalam beramal, dan lebih siap menghadapi kehidupan setelah mati.
Iman kepada hari akhir menjadikan seorang hamba senantiasa mawas diri, memperbaiki akhlak, serta menjalani hidup dengan harapan akan rahmat Allah dan keteguhan menghadapi ujian dunia.
Berikut ini adalah dalil dan hadits tentang Hari akhir, beserta caranya untuk beriman kepada Hari Akhir, yang telah dihimpun dari berbagai sumber.
Baca juga: Syafaat di Hari Kiamat: Inilah 4 amalan yang perlu diamalkan
Dalil dan hadits tentang Hari akhir
Dalam Al-Quran dan hadis, terdapat banyak dalil yang menegaskan pentingnya beriman kepada Hari Akhir atau kiamat. Keimanan ini menjadi bagian tak terpisahkan dari akidah seorang Muslim. Beberapa ayat Al-Quran secara jelas menggambarkan kedahsyatan hari tersebut dan menjadi pengingat agar manusia tidak lalai.
Salah satunya adalah firman Allah dalam Surat Al-Anbiya ayat 104:
يَوْمَ نَطْوِي السَّمَاءَ كَطَيِّ السِّجِلِّ لِلْكُتُبِ ۚ كَمَا بَدَأْنَا أَوَّلَ خَلْقٍ نُّعِيدُهُ ۚ وَعْدًا عَلَيْنَا ۚ إِنَّا كُنَّا فَاعِلِينَ
Artinya: "(Yaitu) pada hari Kami lipat langit seperti melipat lembaran-lembaran tulisan. Sebagaimana Kami memulai penciptaan pertama, begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah janji yang pasti bagi Kami; sungguh, Kamilah yang akan melaksanakannya."
Ayat ini menggambarkan betapa Hari Kiamat merupakan kepastian yang tidak bisa disangkal. Segala sesuatu akan berakhir sebagaimana semuanya bermula. Allah juga berfirman dalam Surat Al-A’raf ayat 187:
يَسْـَٔلُونَكَ عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَاهَا ۖ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِندَ رَبِّي ۖ لَا يُجَلِّيْهَا لِوَقْتِهَآ إِلَّا هُوَ ۚ ثَقُلَتْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ لَا تَأْتِيكُمْ إِلَّا بَغْتَةً ۗ يَسْـَٔلُونَكَ كَأَنَّكَ حَفِيٌّ عَنْهَا ۖ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِندَ اللَّهِ وَلٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
Artinya: "Mereka bertanya kepadamu tentang kiamat: 'Kapan terjadinya?' Katakanlah: 'Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu hanya di sisi Tuhanku. Tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu sangat berat (huru haranya) bagi makhluk di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan secara tiba-tiba.' Mereka bertanya kepadamu seolah-olah engkau benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: 'Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu hanya di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.'"
Ayat ini menegaskan bahwa waktu pasti terjadinya kiamat adalah rahasia Allah, dan tidak seorang pun mengetahui kapan ia akan datang. Namun yang pasti, ia akan datang secara tiba-tiba dan menjadi momen penuh kegoncangan bagi seluruh makhluk.
Oleh karena itu, seorang Muslim wajib meyakini bahwa Hari Akhir benar-benar akan terjadi. Keyakinan ini hendaknya diwujudkan dalam sikap hidup yang penuh persiapan.
Caranya adalah dengan menjalani kehidupan sesuai tuntunan Islam, memperbanyak amal kebajikan, serta menjauhi larangan dan dosa. Dengan begitu, kita berharap bisa meraih keselamatan dan kebahagiaan abadi di akhirat kelak.
Baca juga: 10 hari terakhir Ramadhan: Keutamaan, amalan, dan waktu Lailatul Qadar
Cara beriman kepada Hari Akhir
1. Membaca Al-Quran dan memahami kandungannya
Salah satu bentuk keimanan kepada hari akhir adalah dengan rutin membaca Al-Quran serta berusaha memahami makna yang terkandung di dalamnya. Kitab suci ini merupakan pedoman hidup bagi umat Islam dan memuat banyak penjelasan tentang kehidupan setelah mati, termasuk gambaran kiamat, surga, dan neraka.
Melalui pemahaman yang mendalam terhadap ayat-ayat Al-Quran, kita akan semakin tergugah untuk mempersiapkan diri menyongsong hari pembalasan, karena Al-Quran mengajarkan bahwa setiap amal akan diperhitungkan di akhirat kelak.
2. Memperbanyak dzikir
Langkah lain dalam memperkuat keimanan terhadap hari akhir adalah dengan memperbanyak dzikir. Dzikir bukan hanya sebatas ucapan lisan, tetapi juga mencakup kesadaran hati dalam mengingat dan mendekat kepada Allah SWT.
Dengan memperbanyak dzikir, kita akan senantiasa terhubung dengan Sang Pencipta dan menyadari bahwa kehidupan dunia ini hanyalah sementara. Ingatan yang terus-menerus kepada Allah membuat hati lebih tenang dan mendorong kita untuk lebih siap menghadapi kehidupan setelah mati.
3. Menjaga shalat lima waktu
Tidak pernah meninggalkan shalat wajib lima waktu juga merupakan wujud nyata dari keimanan kepada hari akhir. Shalat adalah fondasi dalam Islam dan menjadi bukti ketaatan serta penghambaan kita kepada Allah.
Setiap rakaat yang kita lakukan adalah bentuk komunikasi langsung dengan Allah, dan dalam bacaan shalat pun kita diingatkan tentang hari pembalasan. Konsistensi dalam menunaikan shalat lima waktu menunjukkan kesiapan spiritual kita dalam menyongsong akhirat.
4. Terus menuntut ilmu
Menuntut ilmu, terutama ilmu agama, menjadi salah satu cara yang sangat dianjurkan untuk menumbuhkan kesadaran tentang kehidupan akhirat. Dengan ilmu, seseorang akan lebih memahami apa saja yang harus dipersiapkan untuk menghadapi hari kiamat.
Islam tidak membatasi proses belajar pada usia atau jenjang pendidikan tertentu. Nabi Muhammad SAW pun bersabda bahwa menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim, baik laki-laki maupun perempuan. Semangat menuntut ilmu akan mengarahkan kita pada pemahaman yang benar tentang iman, amal, dan bekal menuju akhirat.
Selain itu, ada pula cara-cara lain yang menunjukkan keimanan kepada hari akhir, di antaranya:
• Selalu berbuat baik kepada sesama manusia, tanpa memandang latar belakangnya.
• Rajin menjalankan ibadah shalat sunnah sebagai bentuk cinta kepada Allah dan kesiapan menghadapi hari pembalasan.
• Melaksanakan shalat berjamaah di masjid maupun mushala, yang menunjukkan kesatuan hati dan kekuatan ukhuwah.
• Memberi pertolongan kepada teman yang sedang mengalami kesulitan, sebagai wujud empati dan amal saleh.
• Ikut membantu pekerjaan rumah, seperti membersihkan rumah bersama ibu, yang juga termasuk amal baik yang bernilai ibadah bila diniatkan karena Allah.
Baca juga: Tanda-tanda besar hari kiamat dalam Islam yang harus Anda ketahui
Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.