Jakarta (ANTARA) - Perum Bulog memastikan pengelolaan aset senilai Rp53 triliun dilakukan secara optimal sesuai regulasi pemerintah, agar memberi keuntungan nyata bagi bangsa dan negara, sekaligus menjaga akuntabilitas serta transparansi dalam setiap pemanfaatannya.
Direktur Utama Bulog Ahmad Rizal Ramdhani menyampaikan aset yang belum termanfaatkan akan dikelola optimal melalui program revitalisasi dan pengembangan kawasan bisnis yang memberi nilai tambah besar bagi pemerintah.
"Aset kita itu nominalnya kalau dirupiahkan Rp53 triliun, bayangin. Jadi asetnya Bulog itu totalnya 53 triliun, betapa besarnya aset tersebut, ini sayang kalau aset-aset kita ini tidak diberdayakan. Namun pemberdayaan aset ini semua kembali untuk keuntungan bangsa dan negara," kata Rizal dalam peluncuran 'Beloft' Kawasan Bulog Business District di Jakarta, Kamis.
Rizal menekankan seluruh pemanfaatan aset mengikuti aturan pemerintah, termasuk regulasi Kementerian Keuangan, sehingga tidak menyalahi prosedur hukum dan benar-benar memberi manfaat bagi kepentingan negara.
Bulog juga membuka ruang kolaborasi dengan pengusaha di seluruh Indonesia, agar aset-aset belum termanfaatkan dapat dikembangkan bersama secara transparan dan berorientasi pada peningkatan ekonomi.
"Silakan teman-teman pengusaha dari seluruh tanah air bisa bersinergi dengan Bulog untuk mengembangkan aset-aset tersebut sesuai dengan aturan dan ketentuan pemerintah, khususnya dari Kementerian Keuangan. Sehingga tidak menyalahi prosedur-prosedur hukum yang berlaku," ujarnya.
Dikatakan salah satu langkah nyata adalah merevitalisasi aset lama seperti eks Gudang Goro di Kelapa Gading menjadi kawasan bisnis Biloft yang modern, berdaya guna, dan bernilai strategis.
Ia juga menegaskan setiap pemanfaatan aset dilakukan berdasarkan keputusan rapat direksi dan seizin pimpinan, sehingga pengelolaan tetap transparan serta terarah pada kepentingan negara, bukan untuk keuntungan pribadi atau kelompok.
Sebagai tindak lanjut, lanjut Rizal, Bulog memiliki divisi khusus untuk menangani aset-aset yang belum termanfaatkan dan memfasilitasi komunikasi dengan para pengusaha yang berminat bersinergi mengembangkan potensi tersebut.
Divisi itu nantinya akan menyampaikan secara detail daftar lahan Bulog yang masih tersedia, lokasi potensial, hingga peluang pengembangan yang bisa dikolaborasikan dengan dunia usaha secara terbuka dan profesional.

Bulog berharap langkah optimalisasi itu menciptakan nilai tambah ekonomi yang berkelanjutan, sehingga seluruh hasilnya kembali kepada keuntungan bangsa dan negara.
Diketahui, Bulog telah meluncurkan Beloft atau Bulog Business District di Kelapa Gading, Jakarta, sebagai langkah awal merevitalisasi aset lama yang kurang berfungsi menjadi sentra bisnis baru yang lebih produktif.
Disebutkan Beloft berada di kawasan aset Bulog yang ada di Kelapa Gading di lahan seluas empat hektar, dengan dua hektar sudah termanfaatkan, sementara dua hektar sisanya masih terbuka peluang besar untuk dikembangkan.
"Jadi Bulog Business District ini akan menggaung ke seluruh Indonesia. Jadi semua titik-titik nanti yang kita kembangkan, text line-nya adalah Bulog Business District," tutur Rizal.
"Sehingga orang di mana-mana kalau ke daerah tahunya Bulog Business District. Jadi betul-betul menjadi ikon, menjadi ikon yang baru," tambah Rizal.
Bulog berharap seluruh pihak, mulai dari pemerintah hingga swasta, TNI, dan Polri, dapat bersinergi menjaga aset vital ini agar berfungsi maksimal dan berkontribusi bagi perekonomian bangsa.
Baca juga: Bulog revitalisasi eks Gudang Goro jadi kawasan bisnis untuk negara
Baca juga: Bulog mengusulkan menjadi penyelenggara Cadangan Gula Pemerintah
Baca juga: Dirut Bulog berharap 100 gudang baru akhiri ketergantungan sewa gudang
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.