Batam (ANTARA) - Perum Bulog Cabang Batam, Kepulauan Riau (Kepri), mencatat hingga awal November 2025 telah menyalurkan 1.133 ton atau 24,58 persen dari target penjualan beras Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
Kepala Cabang Perum Bulog Batam Guido XL Pereira mengatakan bahwa hingga 2 November 2025 total penjualan beras SPHP di wilayah Batam telah mencapai 1.133 ton dari target 4.602 ton untuk periode Juli hingga Desember 2025.
“Realisasi ini setara dengan 24,58 persen dari target. Artinya masih ada sekitar 3.477 ton beras SPHP yang akan kami salurkan hingga akhir tahun,” ujar Guido dihubungi di Batam, Selasa.
Capaian ini menunjukkan komitmen Bulog Batam dalam menjaga stabilitas harga dan ketersediaan beras di wilayah Kota Batam dan Kabupaten Karimun.
Menurut Guido, sepanjang Oktober 2025 penjualan beras SPHP di Kota Batam mencapai 281,4 ton sementara realisasi pada triwulan III (Juli-September) tercatat 492,9 ton.
Bulog Batam menargetkan penjualan harian sekitar 30 ton per hari sejalan dengan upaya memperkuat distribusi di tingkat pengecer dan mitra pasar.
“Secara regional, dari sembilan wilayah di Riau dan Kepri, Batam berada di peringkat ketujuh untuk realisasi penjualan SPHP harian,” kata Guido.
Ia menambahkan stok beras SPHP di Gudang Bulog Batam saat ini mencapai 3.438 ton, sementara di Gudang Bulog Karimun tersedia 267 ton dan sedang dalam perjalanan tambahan 500 ton dari Batam ke Karimun.
Selain beras, Bulog Batam juga menyerap 8,6 ton jagung pipil, terdiri dari 6,5 ton di Batam dan 2,1 ton di Karimun.
Menurut Guido, komoditas ini disiapkan untuk mendukung stok pakan ternak di wilayah Kepri.
Baca juga: Satgas Pangan Kepri cek berkala HET beras di pasaran pastikan stabil
Baca juga: Bulog Batam realisasikan penyaluran beras Program SPHP 101,1 ton
Baca juga: Bulog Batam salurkan 453 ton beras SPHP hingga September 2025
Pewarta: Amandine Nadja
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
