BRIN serukan sinergi ASEAN dalam mengembangkan ekosistem antariksa

3 months ago 7
Setiap peluncuran satelit bukan sekadar pencapaian teknis, tetapi juga langkah maju untuk membangun ekonomi antariksa yang kompetitif di Asia Tenggara

Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengajak peran serta seluruh anggota Asosiasi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) dalam mengembangkan ekosistem antariksa di regional tersebut.

Dalam acara ASEAN Sub Committee on Space Technology and Applications (SCOSA), Indonesia Event on Building Space Ecosystem in Southeast Asia di Jakarta, Selasa, Deputi Bidang Kebijakan Pembangunan BRIN Anugerah Widiyanto menegaskan pentingnya membangun ekosistem antariksa yang inklusif dan berkelanjutan di Asia Tenggara

"Setiap peluncuran satelit bukan sekadar pencapaian teknis, tetapi juga langkah maju untuk membangun ekonomi antariksa yang kompetitif di Asia Tenggara," katanya.

Anugerah juga mendorong adanya keterlibatan perusahaan swasta dalam membangun ekosistem antariksa di Asia Tenggara yang menjadi kunci dari akselerasi.

Baca juga: Menlu: Lima negara ASEAN minta Malaysia jadi pusat peluncuran satelit

Indonesia sendiri, kata dia, telah merasakan manfaat ekonomi antariksa sejak 1976 melalui operasional satelit komunikasi di Orbit Geosinkron (GSO).

Meski demikian Anugerah mengakui BRIN masih mendapati sejumlah tantangan, mulai dari ketimpangan teknologi hingga sumber daya terbatas. Menurut dia, hal ini merupakan masalah yang harus diatasi melalui pendekatan multidimensi, salah satunya adalah regulasi kawasan.

"Negara-negara anggota ASEAN sebagai entitas kolektif masih belum memiliki regulasi yang secara khusus mengatur teknologi antariksa yang sensitif," ujarnya.

Anugerah juga mendorong kerja sama ASEAN SCOSA dalam hal ini. Ia menekankan lima prioritas utama yaitu pengembangan talenta, penguatan hukum, inovasi teknologi, kemitraan regional, dan pendanaan kolaboratif.

Langkah tersebut diharapkan memacu lahirnya ekosistem antariksa ASEAN yang tangguh.

Baca juga: BRIN dukung pengembangan SDM riset dirgantara dan antariksa Indonesia

Menanggapi hal tersebut CEO Strategic ASEAN International Advocacy & Consultancy Shaanti Shamdasani menilai kegiatan ini bisa menjadi wadah utama dalam berbagi wawasan, pengalaman, dan pembaruan tentang ekosistem antariksa di kawasan, sekaligus mengidentifikasi celah, tantangan, dan peluang.

"Kami meyakini ASEAN berada dalam posisi yang baik melalui visi kebijakan yang bersatu untuk mengambil peran utama dalam membangun ekosistem antariksa yang inklusif dan berkelanjutan." ucap Shaanti Shamdasani.

Diketahui, kegiatan ini merupakan salah satu bagian dari rangkaian kegiatan ASEAN Ministerial Meeting on Science, Technology and Innovation (AMMSTI) dan Committee on Science, Technology and Innovation (COSTI) 2025.

Kegiatan tersebut merupakan forum utama kerja sama antarnegara ASEAN dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi, yang berlangsung mulai 16–20 Juni 2025 di Jakarta.

Baca juga: Pimpin forum riset ASEAN, RI buka peluang kolaborasi lintas negara

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |