Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengajak negara-negara anggota Asosiasi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) memperkuat sinergi demi mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis teknologi antariksa.
"ASEAN berada pada posisi untuk memimpin dalam memanfaatkan ekonomi antariksa baru yang kini dapat diakses negara-negara Asia Tenggara," kata Deputi Bidang Kebijakan Pembangunan BRIN Anugerah Widiyanto dalam ASEAN Sub Committee on Space Technology and Applications (SCOSA), Indonesia Event on Building Space Ecosystem in Southeast Asia di Jakarta, Selasa.
Anugerah menekankan ekosistem antariksa yang terkoordinasi di wilayah Asia Tenggara akan mendongkrak inovasi di kawasan tersebut. Namun demikian ia menilai akses yang adil terhadap orbit dan spektrum satelit masih menjadi tantangan pada saat ini.
"Risiko terkait akses yang adil terhadap sumber daya tersebut kian meningkat, akibat konsumsi berlebihan orbit dan spektrum radio satelit secara global," ujarnya.
Baca juga: BRIN serukan sinergi ASEAN dalam mengembangkan ekosistem antariksa
Oleh karena itu Anugerah menekankan lima faktor pendorong utama yang dapat mewujudkan kolaborasi regional ASEAN dalam bidang ekonomi antariksa yaitu talenta, hukum, inovasi, kemitraan regional, dan pendanaan.
Ia juga menyoroti peran SCOSA yang penting untuk pengembangan ekosistem antariksa pada masa depan.
Oleh sebab itu BRIN berharap sinergi ASEAN dapat membuka peluang investasi satelit sekaligus menjawab isu keberlanjutan antariksa.
Senada dengan Anugerah, CEO Strategic ASEAN International Advocacy & Consultancy Shaanti Shamdasani menyatakan dukungannya terhadap integrasi dan kolaborasi ASEAN di bidang ekonomi antariksa.
Baca juga: BRIN optimistis bisa perkuat industri dirgantara RI lewat Space 2045
"Kami mendukung SCOSA dalam agenda antariksa dan satelitnya memerlukan pendekatan multiaspek, mulai dari peningkatan sumber daya hingga kemitraan publik-swasta, agar ekosistem antariksa Asia Tenggara kian inklusif dan berkelanjutan," ucap Shaanti Shamdasani.
Diketahui, kegiatan ini merupakan salah satu bagian dari rangkaian kegiatan ASEAN Ministerial Meeting on Science, Technology and Innovation (AMMSTI) dan Committee on Science, Technology and Innovation (COSTI) 2025.
Kegiatan tersebut merupakan forum utama kerja sama antarnegara ASEAN dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi, yang berlangsung mulai 16–20 Juni 2025 di Jakarta.
Baca juga: Menlu: Lima negara ASEAN minta Malaysia jadi pusat peluncuran satelit
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.