BPS: Persentase penduduk miskin Maret 2025 turun jadi 8,47 persen

1 month ago 18

Jakarta (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase penduduk miskin pada Maret 2025 menurun 0,10 persen poin terhadap September 2024 dan 0,56 persen poin dibandingkan Maret 2024 menjadi 8,47 persen.

“Jumlah penduduk miskin di Indonesia (pada Maret 2025) sebanyak 23,85 juta orang atau turun 0,2 juta orang dibandingkan dengan kondisi September 2024,” kata Deputi Bidang Statistik Sosial BPS Ateng Hartono di Jakarta, Jumat.

Berdasarkan wilayah, pada Maret 2025, tingkat kemiskinan perkotaan sebesar 6,73 persen, sedangkan kemiskinan pedesaan sebesar 11,03 persen.

“Jadi desa lebih banyak yang miskinnya jika dibandingkan dengan perkotaan terhadap total penduduk masing-masing wilayahnya,” kata Ateng.

Persentase kemiskinan di pedesaan pada Maret 2025 mengalami penurunan, 0,31 persen poin jika dibandingkan dengan September 2024 yang sebesar 11,34 persen.

Di sisi lain, persentase penduduk miskin di perkotaan pada Maret 2025 mengalami peningkatan sekitar 0,07 persen poin jika dibandingkan dengan September 2024 yang mencapai sebesar 6,66 persen.

Berdasarkan pulau, jumlah penduduk miskin masih terkonsentrasi di Pulau Jawa, yaitu sebanyak 12,56 juta penduduk miskin berada di Pulau Jawa. Jumlah tersebut berkontribusi sekitar 52,66 persen terhadap total jumlah penduduk miskin nasional.

Adapun jumlah penduduk miskin paling sedikit berada di Kalimantan, yaitu 0,89 juta orang atau sekitar 3,75 persen dari total penduduk miskin nasional.

Jika dibandingkan antara Maret 2025 dengan September 2024, hampir seluruh pulau mengalami penurunan jumlah dan persentase penduduk miskinnya.

“Penurunan paling besar terjadi di Bali dan Nusa Tenggara, yaitu pada Maret 2025 menurun 0,22 persen poin dibandingkan dengan September 2024. Kecuali di Maluku dan Papua yang persentase dan jumlah kemiskinannya mengalami peningkatan,” kata Ateng.

Terkait perkembangan tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan, Ateng mengatakan secara umum indeks kedalaman kemiskinan (P1). Sementara indeks keparahan kemiskinan (P2) mengalami penurunan dibandingkan dengan September 2024.

Pada Maret 2025, P1 sebesar 1,365 atau meningkat dibandingkan September 2024 yang sebesar 1,364 dan menurun dibandingkan Maret 2024 yang sebesar 1,461.

Sementara itu, P2 pada Maret 2025 sebesar 0,319 atau turun dibandingkan September 2024 yang sebesar 0,322 dan Maret 2024 yang sebesar 0,347

Apabila dibandingkan berdasarkan daerah, nilai P2 dan P2 perdesaan lebih tinggi daripada perkotaan. Pada Maret 2025, nilai P1 untuk perkotaan sebesar 1,061. Sedangkan di perdesaan lebih tinggi, yaitu mencapai 1,811. Demikian pula untuk nilai P2, di perkotaan nilainya sebesar 0,245 sedangkan di perdesaan lebih tinggi, yaitu mencapai 0,427.

Adapun profil kemiskinan Maret 2025 dihitung berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2025, yang pendataannya khusus dilakukan pada Februari 2025. Hal itu disebabkan pada Maret lalu bertepatan dengan Ramadhan, yang tentunya mempengaruhi pola konsumsi rumah tangga.

Jumlah sampel Susenas Maret 2025 sebanyak 345 ribu rumah tangga yang tersebar di 38 provinsi 514 kabupaten/kota.

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |