BPS Bali: Banjir September tak pengaruhi pergerakan harga barang

1 hour ago 2

Denpasar (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Bali mengatakan banjir besar pada bulan September 2025 lalu tidak mempengaruhi pergerakan harga barang di Provinsi Bali.

Hal ini disampaikan Kepala BPS Bali Agus Gede Hendrayana Hermawan di Denpasar, Rabu, melihat kondisi September 2025 secara keseluruhan Bali bulan ke bulan deflasi sebesar 0,01 persen.

“Kalau dari sisi pergerakan harga-harga, tidak ada pengaruh karena secara umum terjadi deflasi, karena relatif cepat banjir 2 hari dan di hari ketiga orang masih bisa mengkonsumsi, masih bisa belanja, barang masih lancar, distribusi tidak ada yang terganggu,” kata dia.

Adapun deflasi pada September dibanding Agustus merupakan bulan ketiga Provinsi Bali mengalami penurunan harga terus menerus.

Jika dilacak berdasarkan penyebabnya, deflasi kali ini dipengaruhi oleh dua kelompok paling dominan yaitu Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau yang mengalami deflasi 0,32 persen dan sumbangan total 0,1 persen dan Kelompok Transportasi dengan deflasi 0,4 persen dan andil sumbangan terhadap total deflasi 0,04 persen.

“Jadi dari 11 kelompok pengeluaran, dua ini paling deflasi, dan ada Kelompok Pendidikan yang mencatat sumbangan inflasi 0,03 persen,” ujar Agus Gede.

BPS Bali melihat jika berdasarkan komoditasnya, komoditas penyumbang deflasi tertinggi sepanjang September 2025 adalah bawang merah sebesar 0,21 persen, disusul tomat 0,08 persen, angkutan udara 0,04 persen, daging babi 0,04 persen, bawang putih 0,02 persen, dan cabai rawit 0,02 persen, dimana bukan banjir besar yang menyebabkan kondisi ini melainkan panen raya serentak.

“Secara umum September yang lalu harga-harga masih mengalami penurunan, penurunan harga komoditas hortikultura karena ada panen raya,” ucap Agus Gede.

Meski harga berbondong-bondong turun hingga menyebabkan deflasi, bersyukur masih ada sejumlah komoditas yang membantu menekan, seperti daging ayam ras, canang sari, jeruk, dan beras yang mengalami inflasi sepanjang bulan.

Agus Gede menyampaikan di samping secara umum deflasi, ada fenomena berbeda pada September 2025 lalu, dimana di daerah paling terdampak banjir besar yaitu Denpasar menjadi satu-satunya yang mengalami inflasi.

“Sebelumnya semuanya sejalan tapi di September ini Singaraja, Tabanan, Badung secara bulan ke bulan menunjukkan deflasi seperti provinsi, tapi Denpasar mengalami inflasi 0,41 persen,” kata dia.

BPS Bali melihat kondisi ini lagi-lagi bukan karena pergerakan harga namun pada bulan ini volume konsumsi masyarakat Denpasar lebih tinggi dibanding kabupaten lain.

Baca juga: BNPB: 18 orang meninggal akibat banjir di Bali

Baca juga: BPS: Indonesia alami inflasi bulanan 0,21 persen pada September 2025

Baca juga: RI surplus neraca perdagangan pada Agustus, 64 bulan berturut-turut

Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |