Jakarta (ANTARA) - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan pihaknya memastikan perusahaan-perusahaan menjalankan praktik cara pembuatan obat dan makanan yang baik sesuai sertifikat yang pihaknya berikan, sebagai bagian dari inisiatif pemenuhan nutrisi melalui Makan Bergizi Gratis (MBG).
Kepala BPOM Taruna Ikrar di Cikarang, Jawa Barat, mengatakan dalam program MBG yang menjadi program utama Presiden Prabowo Subianto, terdapat berbagai skema pemenuhan nutrisi tersebut, salah satunya partisipasi publik dan perusahaan. Dalam peraturan tentang MBG, jenis partisipasi ini sebesar 30 persen.
Baca juga: BPOM buat lima terobosan tingkatkan kualitas UMK pangan olahan
"Nah kita memiliki banyak industri, industri pangan. Kami ingin mempromosikan bagaimana perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang pangan ini juga berkontribusi dalam bentuk yang disebut program Makan Bergizi Gratis itu lewat jalur program gotong royong," katanya.
Dia berharap program ini dapat menumbuhkan kontribusi dari publik secara berkelanjutan, sehingga MBG dapat menjadi sebuah gerakan masyarakat dan dapat terus dijalankan. Menurutnya, jika mengandalkan anggaran pemerintah saja, MBG hanya bisa dilaksanakan selama sekitar lima tahun.
Taruna menjelaskan kedatangan BPOM ke salah satu anak perusahaan Tempo Scan Group, yakni PT Kian Mulia Manunggal, adalah untuk memastikan bahwa perusahaan tersebut memenuhi semua standar yang ditetapkan BPOM dalam sertifikasinya.
Berdasarkan pengamatannya, perusahaan itu dapat menjaga keamanan pangan dan obat yang diproduksi.
Menurutnya, perusahaan ini adalah salah satu aset bangsa yang perlu didukung, karena kontribusinya dalam ketahanan pangan nasional.
Baca juga: BPOM-Komdigi kolaborasi untuk kuatkan pengawasan pangan dan obat
Baca juga: Kodim HST dan BPOM kerja sama awasi keamanan pangan program MBG
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Komisaris dan Pendiri Tempo Scan Group, Handojo S. Muljadi mengatakan dengan fasilitas berupa 4 anak perusahaan serta 6 tempat produksi, pihaknya siap mendukung program MBG guna mengatasi sejumlah masalah gizi, contohnya isu stunting, yang tercatat masih sebesar 21,6 persen di Tanah Air.
Oleh karena itu, pihaknya bekerja sama dengan Badan Gizi Nasional (BGN) untuk membangun Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Handojo berharap BPOM turut berkolaborasi dalam memastikan mutu serta keamanan pangannya.
Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025