Kabupaten Bekasi (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi, Jawa Barat mengoptimalkan penanganan darurat kepada para korban terdampak musibah angin kencang hingga puting beliung yang melanda wilayah Desa Tamansari di Kecamatan Setu.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik pada BPBD Kabupaten Bekasi Dodi Supriadi mengatakan bantuan awal langsung diberikan kepada warga terdampak sekaligus bersamaan dengan asesmen lapangan usai menerima laporan kejadian pada Selasa (2/12/2025) malam.
"Bantuan bersifat darurat untuk meringankan beban warga sebelum ada penanganan lebih lanjut terkait perbaikan rumah terdampak," katanya di Cikarang, Rabu.
Dia menyatakan bantuan tersebut berupa air mineral, terpal, bahan pangan pokok, gerobak dorong, alat kebersihan hingga matras yang bersumber dari pembiayaan APBD Kabupaten Bekasi tahun 2025.
Saat ini petugas di lokasi dibantu aparat kecamatan, desa, babinsa, bimaspol serta perangkat RT/RW turut membantu warga membersihkan puing-puing bangunan dan melakukan penutupan atap sementara agar rumah tidak semakin rusak apabila hujan kembali turun.
Pihaknya memastikan tidak ada fasilitas pemerintahan, sekolah maupun sarana publik lain yang mengalami kerusakan. Dampak kerusakan hanya terjadi pada rumah-rumah warga dengan ukuran rata-rata bangunan 6×10 meter.
"Meski demikian, petugas tetap melakukan pengecekan menyeluruh untuk memastikan tidak ada struktur lain yang membahayakan lingkungan," katanya.
Baca juga: Pemkab Bekasi dan PVMBG kaji pergerakan tanah Kampung Tembong Gunung
Dodi mengungkapkan hujan deras disertai angin kencang hingga memicu puting beliung di Desa Tamansari, Kecamatan Setu terjadi kemarin sejak pukul 13.30-17.30 WIB. Peristiwa itu mengakibatkan puluhan rumah mengalami kerusakan mulai kategori sedang hingga berat.
Berdasarkan hasil kaji cepat di lapangan, sebanyak 28 rumah terdampak dengan rincian 16 unit rusak sedang dan 12 rusak berat. Kerusakan terutama terjadi pada bagian atap yang terlepas serta beberapa struktur bangunan melemah akibat terpaan angin.
"Beberapa atap rumah berterbangan dan sebagian dinding rumah warga mengalami retakan. Kondisi itu membuat sejumlah rumah tidak layak huni sehingga warga terpaksa mengungsi," katanya.
Kejadian itu berdampak langsung kepada 112 jiwa dari 28 kepala keluarga (KK). Sebanyak 48 orang dari 12 KK terpaksa harus mengungsi ke rumah keluarga maupun kerabat terdekat.
"Kami maupun warga tidak mendirikan posko pengungsian karena sebagian besar dari mereka memilih berlindung di rumah saudara demi keamanan dan kenyamanan," katanya.
Di lokasi yang sama, sebuah bangunan menara telekomunikasi yang sempat dikhawatirkan roboh juga menjadi prioritas penanganan. Tim terkait langsung turun ke lapangan untuk melakukan evakuasi dan pengamanan.
Baca juga: 23 desa di Kabupaten Bekasi terdampak banjir hingga semeter
"Tower tersebut tidak menimpa rumah warga dan berhasil dievakuasi dengan aman," katanya.
Dodi meminta masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat membahayakan keselamatan jiwa. Perubahan cuaca secara cepat dan tidak menentu dapat memicu kembali muncul angin kencang maupun bencana hidrometeorologi lain.
"Mengingat potensi cuaca ekstrem masih dapat terjadi dalam beberapa hari mendatang, kami mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan. Kesiapsiagaan warga sangat penting untuk meminimalisir risiko atas keselamatan," kata dia.
Baca juga: Pramono beri bantuan ke lokasi bencana banjir Bekasi
Pewarta: Pradita Kurniawan Syah
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































