BKSDA pasang perangkap atasi gangguan harimau di Aceh Timur

3 hours ago 1

Banda Aceh (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) memasang perangkap atau kandang jebak untuk menangkap harimau sumatra (panthera tigris sumatrae) guna mengatasi gangguan satwa dilindungi tersebut di Kabupaten Aceh Timur.

Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Aceh Kamarudzaman di Banda Aceh, Sabtu, mengatakan pemasangan kandang jebak merupakan respons atas adanya laporan penemuan bangkai sapi yang diduga dimangsa harimau di kawasan perkebunan sawit, Desa Julok Rayeuk Selatan, Kecamatan Indra Makmu, pada Kamis (6/2).

"Perangkap atau kandang jebak dipasang untuk menangkap harimau sumatra guna mencegah interaksi negatif setelah ada laporan masyarakat ternak warga dimangsa satwa dilindungi tersebut," katanya

Ia menyebutkan jika nanti satwa dilindungi tersebut masuk kandang jebak, maka selanjutnya harimau sumatra itu segera direlokasi ke tempat lain guna mencegah konflik dengan manusia.

"Pemasangan kandang jebak ini merupakan respons terhadap keresahan masyarakat serta untuk menyelamatkan harimau sumatra yang dilaporkan memangsa sapi milik warga," katanya.

Baca juga: Harimau sumatra mangsa sapi warga Aceh Timur

Kamarudzaman juga mengimbau masyarakat, terutama peternak agar tidak melepasliarkan hewan ternaknya, tetapi mengandangkannya guna mencegah serangan harimau atau satwa liar lainnya.

"Kami sudah mengedukasi dan menyosialisasikan kandang antiharimau kepada masyarakat setempat. Kandang ini menggunakan kawat, sehingga satwa tersebut tidak bisa masuk," kata Kamarudzaman.

Sebelumnya, Polsek Indra Makmu, Polres Aceh Timur, melaporkan harimau sumatra memangsa seekor sapi milik warga pada Kamis (6/2). Interaksi negatif satwa dilindungi tersebut sudah berulang kali terjadi kawasan Indra Makmu Kabupaten Aceh Timur.

Kapolsek Indra Makmu Iptu Muhamamd Alfata mengatakan pihaknya membantu pemasangan kandang jebak tersebut. Pemasangan kandang jebak itu merupakan respons terhadap serangan harimau terhadap ternak masyarakat.

Baca juga: BKSDA pasang perangkap atasi interaksi negatif harimau di Aceh Timur

"Pemasangan kandang jebak tersebut tidak ditentukan batasnya sampai kapan. Dalam kandang jebak tersebut diberikan umpan bangkai sapi yang diterkam harimau pada Kamis (6/2)," kata Muhammad Alfata.

Sementara itu, berdasarkan daftar kelangkaan satwa dikeluarkan lembaga konservasi dunia International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN), satwa yang hanya ditemukan di Pulau Sumatera ini berstatus spesies terancam kritis, berisiko tinggi untuk punah di alam liar.

Masyarakat diimbau untuk bersama-sama menjaga kelestarian khususnya harimau sumatra dengan cara tidak merusak hutan yang merupakan habitat berbagai jenis satwa dilindungi, serta tidak menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan hidup ataupun mati.

Kemudian, tidak memasang jerat, racun, pagar listrik tegangan tinggi yang dapat menyebabkan kematian satwa liar dilindungi. Semua perbuatan ilegal tersebut dikenakan sanksi pidana sesuai peraturan perundang-undangan.

Baca juga: BKSDA geser lokasi pemasangan kadang jebak harimau di Aceh Timur

Selain itu, aktivitas ilegal lainnya juga dapat menyebabkan konflik satwa liar khususnya harimau sumatra dengan manusia. Konflik ini berakibat kerugian secara ekonomi hingga korban jiwa, baik manusia maupun keberlangsungan hidup satwa liar tersebut.

Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |