BKKP Kemenhub luncurkan Klinik Utama Sentra Maritim Medika

2 months ago 42
Penamaan Klinik Utama Sentra Maritim Medika bukan sekadar perubahan nama, tetapi mencerminkan komitmen kuat kami untuk menjadikan klinik ini sebagai pusat layanan kesehatan kerja yang unggul dan siap menjawab tantangan dunia pelayaran global

Jakarta (ANTARA) - Balai Kesehatan Kerja Pelayaran (BKKP) Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub meluncurkan identitas baru bagi klinik utamanya menjadi Klinik Utama Sentra Maritim Medika (SMM) guna memperkuat pelayanan kesehatan pekerja maritim Indonesia.

Kepala BKKP Wisnu Wardana mengatakan BKKP resmi meluncurkan identitas baru bagi klinik utamanya pada peringatan Hari Pelaut Sedunia 25 Juni 2025.

Klinik tersebut telah resmi mengubah nama menjadi Klinik Utama Sentra Maritim Medika (SMM), menggantikan nama sebelumnya Klinik Utama BKKP sebagai bagian dari transformasi kelembagaan dan penguatan pelayanan kesehatan maritim.

“Penamaan Klinik Utama Sentra Maritim Medika bukan sekadar perubahan nama, tetapi mencerminkan komitmen kuat kami untuk menjadikan klinik ini sebagai pusat layanan kesehatan kerja yang unggul dan siap menjawab tantangan dunia pelayaran global,” kata Wisnu dalam keterangan di Jakarta, Kamis.

Wisnu menjelaskan, transformasi itu tidak hanya sekadar pergantian nama, melainkan mencerminkan tonggak penting dalam pengembangan layanan BKKP yang kini mengedepankan branding modern, digitalisasi layanan, serta pendekatan pelayanan kesehatan terintegrasi untuk mendukung keselamatan dan produktivitas pelaut Indonesia.

“Tidak hanya untuk pelaut, Klinik SMM juga terbuka bagi masyarakat umum, menjadikannya sebagai pusat layanan kesehatan kerja yang inklusif dan dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat,” ujar Wisnu.

Di tengah meningkatnya tantangan kesehatan bagi pelaut dalam era pelayaran global, BKKP juga terus mendorong inovasi dan penguatan layanan, meliputi peningkatan mutu layanan berbasis standar internasional, pengembangan digitalisasi dan integrasi data medis dan penguatan jejaring RSKU sebagai mitra operasional dan teknis.

“Dengan identitas baru sebagai Klinik Utama Sentra Maritim Medika, kami optimistis dapat menghadirkan pusat rujukan nasional dalam layanan kesehatan kerja pelaut dan tenaga kerja sektor maritim yang adaptif, inklusif, dan modern,” ucap Wisnu.

Wisnu menambahkan, transformasi itu juga sekaligus merupakan langkah strategis untuk menjawab kebutuhan masa depan pelaut Indonesia yang sehat dan profesional.

Di mana, lanjutnya, Indonesia dalam hal ini Kementerian Perhubungan ingin memastikan bahwa setiap pelaut memiliki akses terhadap layanan kesehatan yang berkualitas, aman, dan berstandar global.

Sebagai fasilitas kesehatan kerja yang didesain untuk memenuhi kebutuhan pelaut dan tenaga kerja sektor maritim, Klinik SMM menyediakan berbagai layanan unggulan, antara lain pemeriksaan kesehatan pelaut sesuai standar nasional dan IMO; one day service medical check-up; medical check-up onsite (layanan mobile); advance colour test.

Selain itu, layanan vaksinasi domestik dan internasional; fasilitas laboratorium dan radiologi modern; pemeriksaan narkoba dan sistem rekam medis elektronik; konsultasi dengan dokter umum dan spesialis; pemeriksaan kesehatan tenaga kerja pelabuhan dan pekerja maritim

Kemudian layanan terapi hiperbarik (hyperbaric oxygen therapy) untuk penanganan kondisi dekompresi, luka sulit sembuh, keracunan karbon monoksida, serta peningkatan fungsi sel secara menyeluruh.

"Layanan terapi hiperbarik menjadi salah satu fasilitas unggulan dan esensial, khususnya bagi pelaut, penyelam, dan pekerja di lingkungan tekanan tinggi," jelasnya.

Sebagai lembaga pembina teknis, Direktorat Perkapalan dan Kepelautan bersama BKKP mengoordinasikan sebanyak 110 Rumah Sakit/Klinik Utama (RSKU) yang tersebar di seluruh Indonesia sebagai penyedia layanan kesehatan pelaut.

Ia menyebutkan sebaran RSKU di Indonesia di antaranya DKI Jakarta dan Banten 29 RSKU; Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan DIY 26 RSKU; Sumatera (termasuk NAD, Riau, Sumbar, Jambi, dan lainnya) 17 RSKU; Bali, NTB, NTT, Maluku 17 RSKU; Kalimantan 12 RSKU; Sulawesi: 6 RSKU; dan Papua 4 RSKU.

“Angka ini menunjukkan komitmen Kementerian Perhubungan dalam pemerataan akses layanan kesehatan kerja pelaut di seluruh penjuru Tanah Air,” kata Wisnu.

Baca juga: Ditjen Hubud tingkatkan pelayanan dengan mobil pemeriksaan kesehatan

Baca juga: Kemenhub tetapkan standar kesehatan pelaut awak kapal

Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |