Jakarta (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi DKI Jakarta terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) untuk menjaga pertumbuhan ekonomi Jakarta agar tetap tinggi, inklusif, berkelanjutan, serta mewujudkan Jakarta sebagai kota global yang berdaya saing.
"Sinergi dengan Pemprov DKI Jakarta akan terus diperkuat untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Jakarta di berbagai sektor," ujar Kepala Perwakilan BI DKI Jakarta, Arlyana Abubakar dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin.
Baca juga: APPBI DKI harap pemerintah gencarkan pasar malam untuk perekonomian
BI DKI Jakarta, lanjut Arlyana, akan terus memonitor perkembangan berbagai indikator perekonomian, baik di tingkat daerah, nasional, maupun global.
Dia merujuk data BPS DKI Jakarta yang menunjukkan ekonomi DKI Jakarta, dengan pangsa 16,85 persen terhadap Nasional masih tumbuh kuat yaitu sebesar 4,95 persen (tahunan/year on year atau yoy) pada triwulan I 2025, meski sedikit melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (5,01 persen; yoy).
Angka ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional, yakni 4,87 persen (yoy).
"Meningkatnya pertumbuhan ditopang oleh berlangsungnya Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Ramadhan-Idul Fitri serta Nyepi," ujarnya.
Selain itu, penyaluran THR serta pemberian berbagai insentif pemerintah antara lain berupa diskon tarif listrik, dan bantuan pangan turut mendorong pertumbuhan konsumsi rumah tangga.
Baca juga: BI DKI sebut QRIS Tap perkuat daya saing Jakarta sebagai kota global
Selain itu, investasi juga turut menjadi penopang ekonomi Jakarta dengan pertumbuhan sebesar 2,89 persen (yoy) pada triwulan I 2025.
"Meskipun tetap menjadi penopang utama, kinerja investasi tersebut tumbuh melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh mencapai 7,54 persen (yoy)," kata Arlyana.
Dia mengatakan perlambatan bersumber dari penurunan investasi baik yang bersumber dari dalam negeri (PMDN) maupun luar negeri (PMA).
Selanjutnya, konsumsi pemerintah tumbuh tinggi pada triwulan I 2025 menjadi 9,22 persen (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya (5,20 persen; yoy).
Pertumbuhan ini terutama didorong oleh meningkatnya belanja pegawai dan belanja bansos sejalan dengan berlangsungnya HBKN serta belanja subsidi sejalan dengan pemberian berbagai insentif kepada masyarakat.
Baca juga: Efisiensi anggaran tak berarti meniadakan program yang ada
Baca juga: BI DKI siap perkuat sinergi untuk jaga pertumbuhan ekonomi
Dari sisi eksternal, ekspor tumbuh tinggi menjadi sebesar 17,59 persen (yoy) dari triwulan sebelumnya (14,66 persen; yoy), didorong terutama oleh pertumbuhan ekspor nonmigas sejalan dengan membaiknya ekspor produk otomotif, serta peningkatan ekspor untuk komoditas lainnya seperti alas kaki.
Sejalan dengan pertumbuhan ekspor, impor juga tumbuh tinggi dari 14,51 persen (yoy) menjadi 16,24 persen (yoy) sehingga Jakarta mencatatkan net impor pada triwulan I 2025.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025