Yogyakarta (ANTARA) - Badan Gizi Nasional (BGN) mengumumkan jumlah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang menjadi dapur darurat untuk melayani pengungsi di Aceh, Sumatera Barat, hingga Sumatera Utara meningkat hingga 319 SPPG.
“SPPG yang meng-handle (melayani, red.) pengungsi yang ada di Aceh 105 SPPG, Sumut 148 SPPG dan Sumbar dengan 66 SPPG. Total 319 SPPG,” ujar Kepala BGN, Dadan Hindayana saat dikonfirmasi dari Yogyakarta setelah menghadiri acara peringatan Hari Antikorupsi Sedunia 2025, di Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa.
Baca juga: BGN kerahkan 276 SPPG di Sumatera jadi dapur darurat layani pengungsi
Dadan menjelaskan SPPG tersebut akan menjadi dapur umum untuk memenuhi kebutuhan para pengungsi. Terlebih, seluruh penerima manfaat program Makan Bergizi Gratis (BGN) berada di pengungsian, seperti para pelajar yang masih diliburkan.
“Anak-anak semua di pengungsian, ibu hamil juga di pengungsian, dan anak balita di pengungsian. Jadi, kami berikan makanan di pengungsian,” katanya.
Sementara itu, dia memastikan SPPG yang menjadi dapur darurat akan terus beroperasi, karena sudah diberikan anggaran terkait penanganan pengungsi.
“Ya, tetap, karena kami sudah kirimkan uang yang cukup ke masing-masing SPPG yang menangani pengungsi agar mereka tetap bisa melaksanakan programnya, apalagi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI/Polri dan Kementerian Sosial meminta kami untuk tetap terlibat. Jadi, kami tetap melaksanakan,” ujarnya.
Baca juga: Veronica Tan dorong SPPG jadi dapur darurat di Aceh Tamiang
Baca juga: 41 SPPG Sumbar distribusi 107.822 paket makanan untuk korban banjir
Sebelumnya, terjadi bencana alam banjir bandang dan longsor di Aceh, Sumut, dan Sumbar.
Pada 3 Desember 2025, BGN mengumumkan mengerahkan sebanyak 276 SPPG di Aceh, Sumut, dan Sumbar, menjadi dapur darurat.
Berdasarkan data sementara BNPB per 9 Desember 2025 pukul 20.00 WIB, korban meninggal dunia akibat bencana di wilayah tersebut mencapai 964 jiwa, dan 264 jiwa masih dinyatakan hilang.
Pewarta: Rio Feisal
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































