Banjarbaru (ANTARA) - Badan Gizi Nasional (BGN) menyebut sebanyak 82 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Terpencil berperan penting dalam percepatan penyaluran paket Makan Bergizi Gratis (MBG) di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) di Kalimantan Selatan (Kalsel).
“SPPG Terpencil belakangan ini cukup menjadi fokus pembangunan di Provinsi Kalsel,” kata Koordinator Regional BGN Provinsi Kalsel Siti Fatimah di sela-sela kunjungan kerja Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Akhmad Wiyagus yang meninjau penyaluran MBG dan Sekolah Rakyat di Banjarbaru, Rabu.
Ia menjelaskan, SPPG Terpencil berbeda dari SPPG Aglomerasi pada umumnya yang beroperasi di daerah yang mudah terjangkau.
“Kalau SPPG Aglomerasi biasanya mendistribusikan 2.500-3.000 paket atau di atasnya. Sedangkan SPPG Terpencil mendistribusikan MBG di bawah 1.000 paket,” tuturnya.
Baca juga: Wamendagri dan BGN salurkan 852 paket MBG di SMAN 1 Gambut Kalsel
Siti menambahkan, pola pendistribusiannya juga berbeda. SPPG Terpencil hanya di sekitar dapur karena akses yang cukup sulit, sedangkan SPPG Aglomerasi mendistribusikan sesuai jarak yang biasanya mencapai enam kilometer atau lebih.
Ia menyebutkan saat ini pengajuan beberapa unit SPPG Terpencil lagi sudah disetujui BGN, salah satunya di Paramasan, Kabupaten Banjar. Saat ini sedang proses pembangunan dan sebelum akhir tahun sudah bisa menyalurkan MBG ke daerah 3T.
“Berdasarkan pemantauan, progres pembangunan SPPG Terpencil di Kabupaten Banjar itu cukup cepat, sudah mencapai di atas 50 persen dan tinggal memasok barang-barang saja, dan sebelum akhir tahun sudah bisa beroperasi,” ujar Siti.
Hingga 3 Desember 2025, BGN mencatat sebanyak 491.348 masyarakat baik pelajar dan non-pelajar di Provinsi Kalsel telah menerima manfaat program MBG dari target sekitar 1.164.065 penerima.
Baca juga: Pemprov Jabar: Program MBG bantu jaga inflasi pangan di Bogor Raya
Baca juga: BGN: 491.348 warga di Kalsel terima manfaat MBG per Desember
Pewarta: Tumpal Andani Aritonang
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































