Jakarta (ANTARA) - Hubungan seksual merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan rumah tangga. Tidak hanya sebagai bentuk ekspresi cinta dan kasih sayang antara suami dan istri, hubungan seks juga memberikan manfaat bagi kesehatan fisik dan mental, seperti meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mempererat ikatan emosional, serta mengurangi stres.
Namun, pertanyaan mengenai seberapa sering idealnya pasangan suami istri berhubungan seks dalam seminggu kerap menjadi perbincangan. Apakah ada jumlah yang dianggap "normal" atau "ideal"? Berikut penjelasannya.
Baca juga: Kata dokter soal kondom pengaruhi kenikmatan seks
Tidak ada angka pasti
Perlu dipahami bahwa tidak ada aturan baku mengenai frekuensi hubungan seks dalam seminggu. Setiap pasangan memiliki kebutuhan, kondisi kesehatan, usia, tingkat stres, hingga gaya hidup yang berbeda. Oleh karena itu, frekuensi ideal sangat bersifat subjektif dan bisa berubah dari waktu ke waktu.
Meski demikian, sejumlah studi telah mencoba memberikan gambaran umum mengenai kebiasaan seksual pasangan menikah. Misalnya, General Social Survey tahun 2018 yang melibatkan 660 orang menikah di Amerika Serikat menunjukkan bahwa:
- 25% pasangan menikah melakukan hubungan seks sekali dalam seminggu.
- 19% pasangan melakukannya dua hingga tiga kali dalam sebulan.
- 16% pasangan berhubungan seks dua hingga tiga kali dalam seminggu.
Data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar pasangan menikah melakukan hubungan seks antara satu hingga tiga kali dalam seminggu.
Sementara itu, sebuah penelitian lain yang dilakukan di Inggris pada tahun 2019 terhadap 35.000 orang menemukan bahwa sekitar setengah dari mereka yang berada dalam hubungan serius melakukan hubungan seks kurang dari sekali seminggu. Hal ini mengindikasikan bahwa frekuensi hubungan seksual dapat menurun seiring waktu, namun tetap dianggap wajar selama pasangan merasa puas dan bahagia dalam hubungan mereka.
Baca juga: Benarkah seks oral jadi faktor risiko kanker tenggorokan?
Seks sekali seminggu sudah cukup membahagiakan?
Sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Social Psychological and Personality Science pada tahun 2015 menyimpulkan bahwa pasangan yang berhubungan seks setidaknya sekali seminggu cenderung merasa lebih bahagia dan puas dibandingkan pasangan yang melakukannya lebih jarang.
Namun, studi tersebut juga menekankan bahwa berhubungan seks lebih dari sekali seminggu tidak secara signifikan meningkatkan kebahagiaan pasangan.
Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa frekuensi satu hingga tiga kali seminggu bisa dianggap cukup ideal bagi sebagian besar pasangan. Tetapi, yang lebih penting bukanlah kuantitas, melainkan kualitas dan kesepakatan bersama antara suami dan istri.
Komunikasi adalah kunci
Lebih dari sekadar frekuensi, komunikasi terbuka antara suami dan istri merupakan faktor terpenting dalam menjaga kehidupan seksual yang sehat dan harmonis. Setiap pasangan perlu saling memahami kebutuhan, keinginan, serta batasan masing-masing.
Jangan ragu untuk berdiskusi mengenai kepuasan, kenyamanan, atau bahkan ketidaknyamanan dalam kehidupan seksual. Dengan saling terbuka, pasangan dapat menemukan ritme yang paling sesuai dan membangun kedekatan emosional yang lebih kuat.
Kesimpulan
Idealnya, pasangan suami istri berhubungan seks satu hingga tiga kali dalam seminggu. Namun, angka tersebut bukanlah standar mutlak, yang terpenting adalah bagaimana pasangan merasa puas, nyaman, dan tetap terhubung secara emosional maupun fisik.
Frekuensi bukanlah satu-satunya indikator keberhasilan hubungan intim dalam pernikahan. Komunikasi yang jujur, saling pengertian, dan keintiman emosional menjadi kunci utama dalam menjaga keharmonisan rumah tangga.
Baca juga: Psikolog tekankan pentingnya edukasi cegah kecanduan pesta seks
Baca juga: Usia hubungan seks pertama makin maju, edukasi jadi penting
Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025