Bentley Systems dorong masa depan infrastruktur dengan AI terpercaya

1 month ago 9

Amsterdam, Belanda (ANTARA) - Di tengah percepatan adopsi kecerdasan buatan (AI) di sektor rekayasa dan konstruksi, Bentley Systems, perusahaan perangkat lunak rekayasa infrastruktur asal Amerika Serikat, menegaskan pentingnya menghadirkan AI yang dapat dipercaya atau trustworthy AI.

Pesan tersebut disampaikan dalam ajang tahunan Year in Infrastructure 2025 Conference yang digelar di Amsterdam, Belanda, Rabu (15/10).

Dalam kesempatan tersebut, Bentley memperkenalkan serangkaian aplikasi infrastruktur baru yang memanfaatkan AI dan mengumumkan inisiatif kolaboratif Infrastructure AI Co-Innovation Initiative untuk memperkuat pengembangan alur kerja AI secara etis dan transparan.

CEO Bentley Systems Nicholas Cumins menekankan bahwa visi perusahaan bukan menggantikan insinyur dengan mesin, tapi memperkuat kemampuan profesional teknik agar dapat bekerja lebih cepat, lebih akurat, dan lebih berkelanjutan.

Cumins menyatakan bahwa AI yang dapat dipercaya harus dibangun berdasarkan konteks dunia nyata dan dapat membantu insinyur membuat keputusan yang lebih baik.

“Kepercayaan adalah fondasi dari inovasi, dan itu hanya bisa dibangun dengan transparansi serta penghormatan penuh terhadap data pengguna,” ujarnya.

Konsep AI yang dapat dipercaya menjadi inti strategi Bentley. Dalam dunia rekayasa, di mana presisi dan keselamatan publik menjadi mutlak, AI tidak bisa terlepas dari konteks.

Cumins menekankan bahwa keputusan desain dalam proyek infrastruktur memiliki tanggung jawab besar terhadap keselamatan masyarakat dan lingkungan.

Oleh karena itu, AI yang dikembangkan Bentley tidak hanya mengandalkan algoritma pembelajaran mesin, tetapi juga tertanam dengan logika teknik, data spasial, dan prinsip fisika yang mendasari sistem infrastruktur dunia nyata.

"AI di bidang infrastruktur berbeda dengan AI konsumen. Ia harus memahami tanah, air, energi, dan struktur yang menopang kehidupan manusia. AI seperti itu tidak bisa dibuat tanpa konteks teknik dan pengalaman para insinyur,” kata Cumins.

Pendekatan ini diterapkan dalam seluruh portofolio produk Bentley, termasuk Bentley Infrastructure Cloud, Open Applications, dan rangkaian alat digital twin yang menggabungkan data dunia nyata dengan simulasi cerdas.

Pilar utama dari AI yang dapat dipercaya adalah tata kelola data. Bentley menegaskan bahwa data pengguna tidak akan digunakan untuk pelatihan model AI tanpa izin eksplisit. Cumins menyatakan bahwa pengguna memiliki hak penuh atas data mereka dan dapat menentukan apakah datanya digunakan untuk melatih AI serta sejauh mana penggunaannya.

Untuk memperkuat prinsip tersebut, Bentley memperkenalkan Data Agreement Registry, yakni sistem audit yang memberikan transparansi bagi pengguna mengenai bagaimana data mereka digunakan dalam proses pelatihan model AI.

Bentley hanya menggunakan data yang telah dilisensikan secara resmi atau disumbangkan secara sadar oleh pengguna dan memungkinkan pengguna melakukan penyelarasan model AI internal menggunakan data mereka sendiri untuk penggunaan eksklusif di dalam organisasi.

Selain itu, Bentley juga meluncurkan serangkaian aplikasi berbasis AI generasi baru seperti OpenSite+ yang menjadi aplikasi desain tapak sipil pertama yang memanfaatkan AI generatif untuk mempercepat proses desain hingga sepuluh kali lipat tanpa mengurangi akurasi.

Adapula OpenUtilities Substation+ yang merupakan solusi untuk desain gardu listrik (substation) yang memungkinkan kolaborasi simultan antarinsinyur dalam satu model digital twin, sehingga mengurangi risiko kesalahan dan pengerjaan ulang.

SYNCHRO+ yakni platform manajemen konstruksi yang menggabungkan analisis spasial dan perencanaan 4D berbasis data, memungkinkan koordinasi konstruksi dengan kecepatan dan kedalaman analisis lebih tinggi.

Semua aplikasi tersebut diklaim telah dilengkapi Bentley Copilot yakni asisten AI kontekstual yang memahami alur kerja pengguna, menavigasi dokumen, dan memberikan rekomendasi desain secara otomatis.

Dalam kesempatan yang sama, Francois Valois selaku Wakil Presiden Senior Bentley Open Applications, menegaskan bahwa AI yang dibangun Bentley berbeda dengan AI umum yang bekerja tanpa konteks.

Ia menekankan bahwa sistem Bentley tumbuh dari data infrastruktur nyata, sehingga dapat dipercaya oleh para insinyur karena memahami cara mereka bekerja.

Kepercayaan pengguna terhadap AI menjadi fokus utama Bentley dalam membangun masa depan infrastruktur.

Cumins menekankan bahwa AI harus dirancang agar mendukung kreativitas dan kapasitas manusia, bukan menggantikannya.

Untuk itu, Bentley meluncurkan Infrastructure AI Co-Innovation Initiative, sebuah wadah kolaboratif bagi perusahaan rekayasa, operator aset, dan pengembang teknologi untuk bereksperimen bersama dan merancang model bisnis serta API baru yang mendukung penggunaan AI secara aman dan etis.

Inisiatif ini bertujuan menyeimbangkan otomatisasi AI dengan kreativitas manusia, memastikan bahwa inovasi teknologi tidak mengurangi tanggung jawab dan kontrol insinyur terhadap proyek.

Sementara itu, survei global yang dilakukan Bentley bersama mitra industri seperti Mott MacDonald dan Turner & Townsend menunjukkan bahwa sekitar separuh organisasi di sektor infrastruktur telah menggunakan AI atau sedang menjalankan proyek percontohan.

Namun Cumins menekankan bahwa kesuksesan jangka panjang bergantung pada sejauh mana AI dapat dipercaya dan dipahami oleh penggunanya.

“Infrastruktur adalah fondasi kehidupan manusia. Karena itu, AI yang membantu membangunnya harus transparan, bertanggung jawab, dan dapat diaudit,” ujarnya.

Dengan landasan tersebut, Bentley menegaskan bahwa AI yang dapat dipercaya akan menjadi standar baru bagi dunia rekayasa, memungkinkan inovasi yang tidak hanya efisien tetapi juga aman, berkelanjutan, dan etis.

Editor: Sapto Heru Purnomojoyo
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |