Jakarta (ANTARA) - Batik kontemporer yang bertemakan “Blue Journey to Eternity (Kelana Biru Abadi)” karya Desainer Opie Ovie dipamerkan dalam ajang Fashion Show “Noesa Birama” 2025 di Riyadh, Arab Saudi.
"Batik dikenal sebagai salah satu wastra unggulan dari Indonesia yang menarik perhatian para desainer untuk mengeksplorasinya menjadi karya yang spektakuler," kata Opie dalam keterangan resminya di Jakarta, Rabu.
Opie mengatakan melalui koleksi itu, ia ingin berkreasi dengan batik nitik, batik khas Yogyakarta yang terinspirasi dari kain patola.
Pemilihan batik itu didasari dari adanya nilai historis yang berkaitan dengan masa Belanda yang sempat memonopoli perdagangan kain patola dari India sehingga harganya naik dua kali lipat di sekitar tahun 1700-an. Guna menggantikan kain patola, perempuan Jawa di Kembangsono, Bantul, Yogyakarta membuat kain batik sendiri dengan motif patola.
Baca juga: Indonesia Fashion Week 2025 angkat ragam kekayaan budaya Jakarta
Batik nitik kemudian identik memiliki motif pola geometris yang menggambarkan keanekaragaman alam yang keunikannya terletak pada titik-titiknya yang berbentuk persegi, karena ujung cantingnya dibelah menjadi empat.
"Dari keunikannya ini, batik nitik yang pertama kalinya mendapatkan sertifikasi Indikasi Geografis oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dan telah ditetapkan sebagai warisan budaya oleh Kemendikbud," ujar dia.
Kemudian penggunaan warna biru dijadikan sebagai lambang kebebasan dan ketenangan serta mewakili kreativitas, imaginasi, dan inspirasi. Biru juga dijadikan warna utama dalam koleksi yang dipadukan secara harmonis dengan warna indigo, hitam, sogan, marun, dan krem.
Material katun dominasi warna biru dengan motif batik nitik dikombinasikan dengan bahan lain yang elegan seperti velvet, net, dan organza.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa koleksi ready-to-wear deluxe itu terdiri atas enam model yang menampilkan permainan siluet A dengan detail berupa laser cutting dan ornamen payet.
Baca juga: Ini upaya desainer lokal bertahan di tengah gempuran fesyen impor
Opie juga mengaku konsisten mengangkat craftmanship, wastra atau motif tradisional, dengan style elegant contemporer yang dipadukan dengan detail berupa manipulating fabric, laser cutting, dan 3D print.
Terkait dengan tema, Opie menjelaskan tema tersebut dimaknai sebagai sebuah perjalanan spiritual dari masa lalu kekal sampai masa kini dalam menemukan kebenaran dan makna hidup.
Diketahui koleksi “Blue Journey to Eternity" juga didukung oleh Batik Sekar Nitik dan Beads by Istana Mote.
Koleksi itu ditampilkan dalam perhelatan Fashion Show “Noesa Birama” di Riyadh, Arab Saudi yang diharapkan dapat mempromosikan industri fesyen Indonesia di kalangan masyarakat Arab Saudi.
Gelaran yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Indonesia di Riyadh, Arab Saudi (KBRI Riyadh) ini ditujukan untuk memperkenalkan produk fesyen karya desainer Indonesia, mempromosikan perkembangan industri fesyen Indonesia, dan mendorong terjalinnya kerjasama bilateral antara pelaku industri fesyen Indonesia dan Arab Saudi.
Baca juga: Kemendag sebut kemajuan industri fesyen berdampak pada sektor ekonomi
Baca juga: Indonesia Fashion Week 2025 angkat tema "Ronakultura Jakarta"
Baca juga: Ekspor kain tradisional bisa lewat e-commerce, permudah UMKM
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025