Basarnas latih lebih dari 8.000 warga tingkatkan potensi SAR

1 hour ago 2

Jakarta (ANTARA) - Basarnas melatih sebanyak 8.085 warga dari 201 kelompok masyarakat di 15 daerah selama tahun 2025 untuk memperkuat potensi pencarian dan pertolongan (SAR).

Kepala Basarnas Mohammad Syafii mengatakan bahwa kegiatan itu digelar di 15 daerah termasuk Medan, Palembang, Jakarta, Pontianak, Semarang, Makassar, dan Banda Aceh, dengan tujuan memperkuat kemampuan tanggap darurat berbasis komunitas.

"Partisipasi masyarakat menjadi kunci penyelamatan dini sebelum bantuan profesional tiba,” kata dia, dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi V DPR RI di Jakarta, Selasa.

Selain itu, ia memaparkan bahwa program “SAR Goes To School” saat ini sudah digelar di 33 sekolah seluruh Indonesia dengan melibatkan 7.463 siswa untuk mengenalkan dasar-dasar penyelamatan.

Basarnas juga menyelenggarakan uji kompetensi bagi 388 peserta di 10 daerah, serta pelatihan lanjutan untuk 179 pegawai dan tim INASAR (Indonesia Search and Rescue). Materi pelatihan mencakup Basic Trauma Life Support, manajemen sistem SAR, hingga penanganan psikologis pascabencana.

Baca juga: Kepala Basarnas ungkap tantangan kurangnya kantor SAR di Indonesia

“Semakin banyak masyarakat yang terlatih, tentu pula skill tim profesional juga ditingkatkan maka semakin cepat pula waktu tanggap dan penyelamatan saat bencana terjadi,” kata dia, seraya menambahkan kolaborasi dengan lembaga pendidikan, TNI/Polri turut memperkuat jejaring relawan SAR di tingkat lokal dan memperkokoh strategi tanggap darurat di daerah rawan bencana meski berada dalam kondisi serba keterbatasan.

Basarnas melaporkan sepanjang tahun 2025 mereka telah berhasil menyelamatkan 7.772 jiwa dari berbagai kecelakaan dan bencana alam di seluruh Indonesia.

Jumlah tersebut berasal dari total 2.292 operasi pencarian dan pertolongan yang telah dilakukan hingga November 2025.

Dari total operasi itu, 753 penanganan merupakan kecelakaan kapal, 129 operasi akibat bencana alam, dan 1.339 operasi terhadap kondisi membahayakan manusia.

Selain korban selamat, Basarnas juga mencatat 1.682 orang meninggal dunia dan 476 masih dinyatakan hilang.

Adapun beberapa kasus besar yang menjadi perhatian antara lain pencarian helikopter AS350 di Papua, evakuasi kapal KMP Tunuk Pratama Jaya tenggelam di Selat Bali, dan evakuasi korban pondok pesantren roboh di Sidoarjo, Jawa Timur.

Baca juga: Basarnas hadapi tantangan serius imbas keterbatasan anggaran
Baca juga: Basarnas minta wilayah tengah siaga pertolongan terhadap aktivitas WNA

Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |