Batam (ANTARA) - Badan SAR Nasional (Basarnas) Tanjungpinang, Kepulauan Riau, mengerahkan kapal rescue boat (RB) 209 dalam operasi pencarian hari kedua korban kapal tenggelam di Selat Pulau Nenek, Kota Batam.
"Kapal RB 209 berangkat dari Tanjungpinang, Kamis pagi, tiba di lokasi. Kejadian pukul 06.30 WIB," kata Kasi Operasi dan Siaga SAR Tanjungpinang, Eryk Subariyanto di Posko SAR Pulau Setokok, Batam, Kepri, Kamis.
Menurut Eryk, operasi hari kedua ini Basarnas mendapat penguatan dari instansi lainnya, seperti Bakamla RI, dan KPLP (Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai) yang turut membantu proses pencarian.
Sebelumnya, tim SAR gabungan terdiri atas SAR Tanjungpinang, SAR Batam, Polairud Polda Kepri, Polairud Polresta Barelang, SAT Polsek Bulang, TNI AL, dan masyarakat Pulau Nenek maupun Pulau Setokok.
Baca juga: Anggota DPR: Insiden Rinjani momentum pembenahan Basarnas
Peralatan SAR yang dikerahkan, 1 rescue car type II, 1 set rubber boat + mopel, 1 set peralatan SAR air, satu set drone thermal, satu set responder bag, aquaeyes, dan peralatan evakuasi.
Selain itu, area pencarian terhadap tiga dari 13 korban yang belum ditemukan diperluas hingga dua mil dari lokasi kejadian ke arah selatan dan arah utara.
"Karena di lokasi kejadian ini masih sangat berpengaruh pada arus pasang surut. Sehingga sangat dimungkinkan nanti untuk posisi korban sesuai dengan area pencarian yang hitung dari sub-nit prediction," katanya.
Pada pencarian operasi hari kedua Basarnas yang terdiri atas SAR Batam dan Polairud Polda Kepri dan SAR PLN Kota Batam mengumpulkan data dan keterangan dari 10 korban yang selamat di Pulau Selat Nenek.
Baca juga: Legislator minta Basarnas siapkan peralatan standar penyelamatan
Kesepuluh korban selamat tersebut, yakni Dedi Marboen (35), Riko (31), Andika (23), Maher (13), Rahel (18), Nizam (30), Damar (16), Amirul (29), Feri (26), Raihan (19).
Sedangkan tiga korban yang belum ditemukan, adalah Muhammad Fahri Kurniawan (23), Fadli alias Papat (28), dan Firdaus alias Fir (24).
Sebanyak 13 orang penumpang kapal long boat mesin Yamaha tempel 40 PK ini merupakan tim sepak bola Pulau Selat Nenek yang berencana mau mengikuti pertandingan di Pulau Setokok ada Rabu (25/6).
Namun di tengah jalan, kapal mengalami karam, mati mesin dan tenggelam, dengan posisi air masuk dari arah mesin. Sehingga seluruh penumpang kapal berjumlah 13 orang, terdiri atas 11 orang dewasa dan 2 pelajar (anak di bawah umur) tersebut melompat ke laut.
Baca juga: Basarnas evakuasi pendaki Gunung Natas Angin Kudus yang terjatuh
Lokasi kapal karam tak jauh dari Pulau Setokok dan sudah cukup jauh dari Pulau Selat Nenek.
Menurut keterangan Dedi Marboen, hampir semua penumpang kapal bisa berenang, kecuali Fahri.
Namun pada hari kejadian, Dedi bersama lima rekannya (termasuk dua pelajar) bertahan mengapung dengan berpegang pada kapal yang terbalik, hingga mendekati pulau barulah mereka berenang untuk mencari pertolongan.
"Dari sekitar jam 14.00 WIB itulah kami mengapung di laut, baru sampai di pulau terdekat itu jam 21.00 WIB," kata Dedi.
Dedi mengaku, sudah tidak kepikiran lagi dengan 7 orang rekan lainnya, karena fokus bertahan dan menyelamatkan sejumlah rekan yang sama-sama bertahan memegang kapal untuk mengapung.
Setelah berhasil dievakuasi warga dan diantar kembali ke Pulau Selat Nenek, Dedi baru mendapat kabar, empat orang rekannya juga berhasil selamat. Namun, tiga lainnya masih dalam pencarian.
"Karena panik, saya tidak berfikir lagi kemana yang lainnya. Saya berenang membantu mengangkat kapal agar muncul kepermukaan untuk kami mengapung sampai ke pulau terdekat," ujarnya.
Baca juga: SAR cari dua dari 13 penumpang kapal tenggelam di Batam
Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.