Bappenas-GGGI kerja sama percepat pengembangan rantai nilai plastik

5 days ago 9
Kerja sama ini merupakan bagian dari implementasi Peta Jalan Ekonomi Sirkular yang dimuat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029, serta mendukung agenda transformasi ekonomi hijau dan berketahanan iklim,

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) bersama Global Green Growth Institute (GGGI) bekerja sama mempercepat pengembangan rantai nilai plastik berkelanjutan.

“Kerja sama ini merupakan bagian dari implementasi Peta Jalan Ekonomi Sirkular yang dimuat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029, serta mendukung agenda transformasi ekonomi hijau dan berketahanan iklim,” ujar Sekretaris Kementerian PPN/Sekretaris Utama Bappenas Teni Widuriyanti dalam Business Matchmaking Program: Policy Dialogue dan Peluncuran Call for Proposal (CfP) Plastics Circular Investment Initiative, dari keterangan resmi, Jakarta, Selasa.

Indonesia disebut menghasilkan 5,5 juta ton sampah plastik per tahun, tetapi baru 22 persen yang berhasil dikumpulkan untuk didaur ulang.

Tingkat utilisasi industri daur ulang pun dinilai masih jauh dari optimal, hanya sekitar 40 persen kapasitas yang beroperasi, sehingga dibutuhkan investasi lebih kuat pada infrastruktur, teknologi, riset bioplastik, serta insentif fiskal dan non fiskal.

Baca juga: KemenPPPA gandeng 11 penggiat lingkungan sosialisasi pengolahan sampah

Karena itu, melalui kemitraan antara Kementerian PPN/Bappenas dan GGGI, diharapkan dapat melanjutkan kolaborasi lebih dari satu dekade dalam pertumbuhan hijau yang turut memperluas jalur pembangunan hijau dan mendukung kepemimpinan Indonesia menuju ekonomi lebih berkelanjutan.

Deputy Country Representative GGGI Vidya Fauzianti menegaskan bahwa Plastic Circularity Investment Initiative (PCII) dirancang untuk mengatasi tantangan struktural dalam rantai nilai plastik, mulai dari ketidakstabilan bahan baku hingga fragmentasi pasar.

“Kolaborasi seluruh pemangku kepentingan diperlukan untuk mempercepat upaya transisi tersebut melalui Call for Proposal yang dapat diikuti oleh seluruh pelaku sektor plastik daur ulang dan bioplastik,” ungkap Vidya.

Lebih lanjut, inisiatif tersebut bertujuan untuk memperkuat segmen penting dalam rantai nilai yang dapat membuka peluang investasi konkret, sehingga mampu membangun proyek-proyek siap dibiayai.

Baca juga: Perkuat ekosistem bank sampah, Pemprov DKI bangun pusat daur plastik

PCII sendiri memiliki tiga komponen utama untuk memperkuat jalur investasi, yakni analisis lanskap, business matchmaking, dan asesmen teknis.

“Proyek ini dirancang untuk mengatasi berbagai kesenjangan sekaligus mengidentifikasi peluang, memastikan keahlian internasional dapat benar-benar mendukung prioritas lokal Indonesia,” katanya.

Bappenas dan GGGI menegaskan, komitmen bersama untuk mempercepat transformasi sektor plastik Indonesia melalui regulasi lebih kuat, teknologi lebih bersih, dan kolaborasi internasional lebih erat.

“Sinergi lintas pemangku kepentingan menjadi kunci membangun industri plastik berkelanjutan yang berdaya saing dan mendukung komitmen iklim global,” ucap Teni.

Baca juga: Indonesia dan Jerman luncurkan proyek InCircular

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |