Bank Mandiri terus jaga keseimbangan pertumbuhan dan risiko kredit

3 hours ago 3
Dengan demikian, kualitas kredit akan tetap terjaga, sehat, dan dapat mendorong pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.

Jakarta (ANTARA) - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menyampaikan, perseroan secara aktif terus berupaya menjaga keseimbangan antara pertumbuhan dan risiko kredit melalui pengelolaan diversifikasi portofolio, pemilihan sektor di industri, serta disiplin memonitor kinerja nasabah.

“Dengan demikian, kualitas kredit akan tetap terjaga, sehat, dan dapat mendorong pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan,” kata Direktur Risk Management Bank Mandiri Danis Subyantoro dalam Paparan Kinerja Kuartal III-2025, di Jakarta, Senin.

Hingga akhir September 2025, kredit konsolidasi Bank Mandiri tumbuh dua digit, yakni 11 persen year on year (yoy), menjadi Rp1.764,32 triliun.

Pertumbuhan kredit yang solid diikuti dengan manajemen risiko yang terjaga, tercermin dari rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross secara bank only yang berada di level 1,03 persen.

Meski kualitas kredit stabil dan terjaga dengan baik, perseroan tetap menyadari dan mencermati bahwa situasi saat ini masih menantang, seperti ketidakpastian ekonomi global, arah kebijakan moneter, dan daya beli domestik yang masih dalam tahap pemulihan.

Sebagai catatan, kredit Bank Mandiri mencatatkan pertumbuhan yang baik pada semua segmen, baik wholesale maupun retail. Kredit wholesale tumbuh 14,7 persen yoy atau mencapai Rp982 triliun serta kredit retail tumbuh 4,58 persen yoy atau mencapai Rp403 triliun.

Direktur Commercial Banking Bank Mandiri Totok Priyambodo mengungkapkan bahwa strategi ekspansi kredit akan terus difokuskan pada pertumbuhan berbasis ekosistem dan penguatan pembiayaan ke berbagai segmen ekonomi di seluruh wilayah.

Perseroan juga terus memperluas jangkauan layanan melalui optimalisasi channel digital, seperti Livin’ by Mandiri dan Kopra by Mandiri, untuk mendorong efisiensi dan inklusi pembiayaan.

Terkait dengan sektor, Totok mengatakan bahwa penyaluran kredit secara selektif diarahkan pada sektor-sektor yang prospektif dan resilien, sesuai dengan loan portfolio guidelines perseroan.

Hal ini mencakup pemerintahan, perkebunan, infrastruktur, energi dan sektor-sektor lainnya yang berkontribusi signifikan terhadap ekonomi nasional termasuk UMKM.

“Ke depan, kami terus menjaga momentum pertumbuhan kredit, agar tetap berada di atas rata-rata industri dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian dan pengelolaan risiko yang terukur,” kata Totok.

Baca juga: Bank Mandiri sebut buyback Rp1,17 triliun pertimbangkan kondisi pasar

Baca juga: Bank Mandiri: BI-Rate optimal jadi katalis positif bagi dunia usaha

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |