Bandara internasional baru berikan peluang ekonomi bagi Pakistan

Saat memimpin rapat kabinet federal di Islamabad, Sharif menuturkan bahwa bandara kelas dunia yang dibantu oleh China itu berpotensi besar mengubah negara tersebut menjadi pusat komersial melalui pemfasilitasan perdagangan dan investasi.

Bandara itu merupakan fasilitas canggih kelas 4F yang mampu menangani pesawat sipil berukuran paling besar. Landasan pacunya yang memiliki panjang 3.658 meter dan lebar 75 meter, dengan perawatan fondasi khusus, menjadi tolok ukur dalam standar teknik.

Pembangunan bandara itu dimulai pada 2019 dan rampung pada 2024. Bandara tersebut telah resmi diserahkan kepada pihak Pakistan.

Untuk mengatasi berbagai tantangan konektivitas sebelumnya, bandara itu akan memungkinkan maskapai penerbangan modern untuk beroperasi di Gwadar, menggenjot pertumbuhan ekonomi regional, dan memosisikan Gwadar sebagai pusat alih muatan (transshipment) yang terhubung dengan Koridor Ekonomi China-Pakistan (China-Pakistan Economic Corridor/CPEC).

Dia menuturkan bahwa jumlah pengiriman uang (remitansi) di negara itu mencapai 15 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp16.236) dalam lima bulan pertama pada tahun fiskal saat ini. Jumlah remitansi diperkirakan akan mencapai nilai bersejarah yakni 35 miliar dolar AS per akhir tahun keuangan pada Juli mendatang jika tren saat ini terus berlanjut.

Diluncurkan pada 2013, CPEC, proyek unggulan dari Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra (Belt and Road Initiative) usulan China, merupakan sebuah koridor yang menghubungkan Pelabuhan Gwadar dengan Kashgar di Daerah Otonom Uighur Xinjiang, China barat laut.