Bali terima penghargaan stunting terendah nasional, hanya 8,7 persen

1 month ago 11
Kalau dari jumlah anak stunting, kita turun, tapi kalau prevalensi naik karena prevalensi itu yang berkontribusi adalah pada saat ditanya, dia jawab tidak punya air bersih, tidak punya jamban, tidak bisa ikut KB, dan tidak ada bantuan

Denpasar (ANTARA) - Provinsi Bali menerima penghargaan sebagai daerah dengan prevalensi stunting terendah se-Indonesia 2024 dengan angka 8,7 persen.

Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi Bali I Wayan Serinah menerima langsung penghargaan dari Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bali I Nyoman Gede Anom di Denpasar, Rabu, menyampaikan prevalensi stunting 8,7 persen ini menjadi yang terendah di tingkat nasional dan berturut-turut jatuh kepada Provinsi Bali.

"Hari ini Bali dapat penghargaan provinsi dengan prevalensi terendah di Indonesia, lagi ini menerima," ucapnya.

Meski persentasenya terlihat naik dibanding tahun 2023 yang sebesar 7,2 persen, menurut Gede Anom, jumlah anak yang stunting dipastikan menurun.

Baca juga: Wapres apresiasi Klungkung cegah pernikahan dini pemicu stunting

Menurutnya, peningkatan persentase menjadi 8,7 persen pada tahun 2024 muncul karena ada indikator baru yang dihitung di luar data riil jumlah penderita stunting.

“Kalau dari jumlah anak stunting, kita turun, tapi kalau prevalensi naik karena prevalensi itu yang berkontribusi adalah pada saat ditanya, dia jawab tidak punya air bersih, tidak punya jamban, tidak bisa ikut KB, dan tidak ada bantuan,” kata Gede Anom.

“Tetapi kalau dilihat data yang kita dapat, stunting kita di angka 5,95 persen, itu angka riilnya, jadi juga turun dari tahun lalu yang 7,2 persen,” ucapnya.

Oleh sebab itu Dinkes Bali menyatakan selain berhasil menjadi prevalensi stunting yang terendah, Bali juga mencatat penurunan anak yang mengidap stunting.

Baca juga: Jabar raih penurunan stunting terbaik, Bali terendah nasional

Pemerintah daerah menargetkan angka stunting terus menurun. Oleh karena itu saat ini mereka sudah memulai sensus terhadap 189 ribu balita di Bali, sehingga jika ditemukan risiko, dapat segera diambil tindakan.

“Sekarang kita mulai penghitungan lagi, kita jalan sampai tanggal 14 November pengukuran cepat serentak se-Bali karena tahun 2025 tidak ada survei dari pusat, kembali kita adakan sendiri,” ujar Gede Anom.

Untuk diketahui, bersamaan dengan Provinsi Bali yang memperoleh penghargaan provinsi dengan prevalensi stunting terendah 2024, dalam Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) Ke-61 di Jakarta, terdapat tiga provinsi lain yang memperoleh penghargaan provinsi dengan penurunan stunting terbaik yaitu Jawa Barat, Sumatera Selatan, dan Sulawesi Selatan.

Sementara di tingkat kabupaten/kota, Kabupaten Klungkung turut mencatat prestasi sebagai kabupaten/kota dengan prevalensi stunting terendah nasional yaitu dengan 5,2 persen.

Baca juga: Pemkab Gianyar Bali raih insentif Rp5,6 miliar tekan stunting

Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |