Bahlil sebut tidak tergesa-gesa terkait penolakan proyek PLTP di NTT

2 months ago 9
Kita pertama adalah (melakukan) sosialisasi. Kita sosialisasikan secara baik

Bondowoso, Jawa Timur (ANTARA) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan tidak tergesa-gesa dan memilih pendekatan melalui sosialisasi, menyusul adanya penolakan terhadap proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) di Nusa Tenggara Timur (NTT).

“Kita pertama adalah (melakukan) sosialisasi. Kita sosialisasikan secara baik. Kalau memang saudara-saudara kita di sana masih mempertimbangkan, ya kita tetap komunikasi dulu. Jangan dulu kita lakukan,” kata Menteri Bahlil saat ditemui di Bondowoso, Jawa Timur, Kamis.

Lebih lanjut, Bahlil mengatakan pengadaan proyek PLTP memang harus dilakukan dengan kehati-hatian, dan melalui proses komunikasi yang baik dengan masyarakat di lingkungan sekitar proyek.

“Tetapi bagi daerah-daerah yang memang saudara-saudara kita sudah ingin, pemerintahnya ingin, ya, itu dulu yang kita prioritaskan,” kata Bahlil.

“Jadi ini kan harus (dilakukan pendekatan) psikologis. Suasana kebatinan harus semuanya baik, ya. Kita akan upayakan dengan baik,” ujarnya menambahkan.

Menteri ESDM juga mengatakan, partisipasi menyeluruh melalui komunikasi yang dijalin dengan pihak-pihak terkait, utamanya masyarakat di wilayah yang dituju.

“Rencana itu akan baik kalau semuanya bisa menerima. Kalau belum bisa menerima, jangan dulu kita melakukan secara tergesa-gesa,” ujar dia.

Sebelumnya, penolakan terhadap proyek PLTP di NTT, khususnya di wilayah Flores dan Lembata, akhir-akhir ini kembali meluas.

Masyarakat adat, tokoh agama, hingga berbagai organisasi lingkungan hidup menyuarakan pertimbangan mereka terkait proyek ini.

Beberapa hal yang diangkat antara lain dampak kerusakan lingkungan utamanya sumber air dan potensi pelepasan gas berbahaya, hilangnya lahan dan ruang hidup, hingga potensi konflik sosial.

Masyarakat di wilayah tersebut meminta agar pemerintah dan pihak-pihak terkait dapat mencari solusi energi terbarukan yang lebih partisipatif dan berkelanjutan, meminta perlindungan terhadap masyarakat adat dan kelompok rentan yang terdampak proyek, hingga mendorong transparansi dan partisipasi.

Baca juga: MedcoEnergi sebut PLTP sebagai EBT paling potensial di Jawa-Sumatra

Baca juga: Pembangunan pembangkit listrik EBT tumbuhkan industri lokal

Baca juga: Bahlil: Investasi pembangunan EBT di 15 provinsi capai Rp25 triliun

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |