Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis anak subspesialis neonatologi lulusan Universitas Indonesia Prof. Dr. dr. Rinawati Rohsiswatmo, Sp. A, Subsp. Neo membeberkan bahaya Respiratory Syncytial Virus (RSV) yang dapat membahayakan tumbuh kembang bayi prematur.
“Bayi prematur memiliki paru-paru yang belum berkembang sempurna dan sistem kekebalan tubuh yang masih lemah. Ketika mereka terpapar RSV, infeksinya dapat cepat memburuk dan menyebabkan kesulitan bernapas yang parah," kata Rinawati dalam keterangan resminya di Jakarta, Senin.
Rinawati menjelaskan bahwa RSV merupakan sebuah virus yang dapat menimbulkan gejala awal yang tampak seperti flu dan batuk, namun dapat dengan cepat berkembang menjadi infeksi pernapasan berat yang berbahaya terutama pada bayi prematur dan berisiko tinggi.
Baca juga: Waspada kasus Influenza, kenali empat jenis virus penyebabnya
Virus itu menjadi penyebab kematian tertinggi kedua pada bayi di bawah usia satu tahun.
Virus itu menyerang saluran pernapasan bawah dan menjadi salah satu penyebab utama bronkiolitis dan pneumonia pada anak dibawah 2 tahun. Bagi bayi yang lahir prematur, yang memiliki penyakit jantung bawaan (PJB) atau gangguan paru kronis, infeksi RSV dapat berkembang cepat menjadi kondisi serius.
Jika tidak ditangani segera, virus ini dapat menyebabkan gangguan pernapasan bagian bawah, seperti pneumonia dan bronkiolitis yang membutuhkan perawatan intensif di rumah sakit .
Baca juga: PAPDI sebut vaksin terbaru lindungi masyarakat dari 9 tipe virus HPV
Baca juga: Pengurutan genom dapat selamatkan lebih banyak nyawa bayi baru lahir


















































