Jakarta (ANTARA) - PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) resmi mengakuisisi klub basket legendaris Satria Muda Pertamina dan memindahkan basis operasionalnya dari Jakarta ke Bandung.
Langkah yang diumumkan awal Agustus 2025 ini menandai ekspansi besar Persib di luar sepak bola, sekaligus membuka babak baru bagi Satria Muda, klub yang selama lebih dari tiga dekade identik dengan ibu kota dan prestasi tingkat nasional.
Di bawah naungan Persib, klub ini kini mengusung nama Satria Muda Bandung dengan visi yang diungkap manajemen sebagai “Juara Indonesia, Indonesia Juara”. Karena menurut manajemen klub, mereka tidak memaku bahwa Satria Muda hanya klub untuk Jakarta, tapi Indonesia.
Proses akuisisi ini bukan sekadar perubahan alamat. Kehadiran Persib membawa perubahan struktur manajemen, dukungan sponsor, dan strategi pemasaran yang lebih terintegrasi dengan industri olahraga modern.
Pindahnya Satria Muda ke Bandung juga menambah model korporasi olahraga di mana satu entitas bisa menaungi berbagai cabang olahraga, seperti Dewa United dan Bali United yang sama-sama memiliki klub olahraga sepak bola dan bola basket.
Namun, di balik peluang besar itu, ada gelombang perubahan yang menggerus satu warisan besar di jagat bola basket Tanah Air: Prawira Bandung.
Prawira adalah tim dengan sejarah panjang sejak era liga bola basket masih bernama Kobatama di masa 90-an. Klub yang dulu memiliki nama Panasia dan Garuda Bandung ini secara total meraih empat gelar juara, tiga di era Kobatama, dan satu gelar IBL.
Prawira Bandung, yang pada 2023 mengangkat trofi Indonesia Basketball League (IBL) setelah penantian panjang, kini praktis kehilangan eksistensi. Klub ini bukan sekadar peserta liga, tetapi juga bagian dari sejarah panjang bola basket Indonesia. Sebelum bernama Prawira, klub ini pernah mengukir tinta emas di era Kobatama dengan tiga gelar juara pada 1994, 1997, dan 1998.
Baca juga: Avan Seputra bicara akuisisi Satria Muda oleh Persib
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.