Jakarta (ANTARA) - Direktur Eksekutif Indonesia Mining Association (IMA) Hendra Sinadia menyampaikan bahwa konflik di Timur Tengah, termasuk perang antara Iran dan Israel, tidak berdampak signifikan pada ekspor batu bara Indonesia.
Hal ini karena 98–99 persen ekspor batu bara Indonesia ditujukan ke negara-negara Asia Pasifik, utamanya China dan India.
“Tentu saja dampaknya minim karena batu bara kita ke Samudera Hindia dan Pasifik,” kata Hendra dalam taklimat media yang digelar CERAH di Jakarta, Selasa.
“Sengketa antara India dan Pakistan juga relatif tidak berdampak signifikan terhadap ekspor batu bara Indonesia,” ujar dia menambahkan.
Hendra menuturkan faktor terbesar yang akan mempengaruhi industri batu bara Indonesia ke depan adalah pasar, yang sangat ditentukan oleh kebijakan.
Kebijakan tersebut mencakup kebijakan di Indonesia sebagai negara eksportir yang akan mempengaruhi biaya produksi, serta kebijakan di negara-negara tujuan ekspor utama, yaitu China dan India.
Menurut Hendra, ketergantungan yang tinggi pada kebijakan kedua negara Asia tersebut memang menjadikan industri batu bara Indonesia rentan.
Namun, dalam sepuluh tahun terakhir, dampak kebijakan dari China dan India dinilai cukup dapat diprediksi.
Hendra menambahkan bahwa meski China saat ini gencar mengembangkan energi bersih, batu bara masih akan tetap menjadi konsumsi energi primer dalam beberapa tahun ke depan.
Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pada tahun 2024, Indonesia mengekspor 555,34 juta ton batu bara senilai 37,77 miliar dolar AS. Sementara itu, alokasi untuk kebutuhan domestik (DMO) mencapai 232,64 juta ton.
Laporan dari Energy Shift Institute (ESI) berjudul “Coal in Indonesia Paradox of Strength and Uncertainty” menunjukkan bahwa sektor batu bara Indonesia seolah tidak terpengaruh oleh tren penurunan permintaan global. Buktinya, produksi terus meningkat dan bahkan mencapai rekor 836 juta ton pada 2024, naik 7,9 persen dari tahun sebelumnya.
Baca juga: Industri batu bara RI harus mulai diversifikasi di era transisi global
Baca juga: Harga batu bara acuan turun lagi, jadi 98,61 dolar AS per ton
Baca juga: KESDM perkuat pengawasan produksi batu bara mitigasi ekspor turun
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.