ASEAN nilai tarif Trump mendorong kedekatan negara-negara lain

2 hours ago 2

Jakarta (ANTARA) - Wakil Sekretaris Jenderal ASEAN untuk Komunitas Ekonomi ASEAN, Satvinder Singh menilai penerapan tarif resiprokal oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump justru semakin mendekatkan negara-negara lain satu sama lain, termasuk anggota perhimpunan.

Berbicara dalam ASEAN-Japan Symposium di Jakarta, Selasa, Singh menuturkan bahwa gangguan yang terjadi dalam situasi geoekonomi saat ini — yang dipicu oleh keputusan-keputusan yang dibuat oleh Amerika Serikat, khususnya terkait tarif resiprokal — justru menimbulkan efek yang berlawanan yang disebutnya sebagai efek yang tidak disengaja.

“Efek yang tidak disengaja itu adalah, selama bertahun-tahun saya belum pernah melihat dunia menjadi sedekat ini satu sama lain,” kata Singh.

Selang beberapa minggu sejak Presiden Trump mengumumkan kebijakan tarif, lanjut Singh, para menteri ekonomi ASEAN menjadi salah satu pihak pertama yang secara bersama-sama menyampaikan posisi mereka dengan sangat jelas bahwa mereka tetap ingin bekerja sama dengan AS secara konstruktif.

Namun, ada saat yang sama, para menteri ASEAN juga dengan tegas menyatakan bahwa mereka ingin bekerja sama dengan seluruh dunia, bahkan lebih erat lagi.

“Beberapa minggu setelah itu, kami mulai menjalin komunikasi dengan para mitra dagang terbesar kami untuk mengadakan pertemuan bilateral dengan menteri-menteri ekonomi dari Jepang, Korea, Australia, dan Selandia Baru, dengan tujuan memperkuat kebersamaan kami,” ucap Singh.

Singh menambahkan bahwa penerapan tarif Trump justru membuat ASEAN — Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara yang menerapkan sistem perdagangan terbuka — menjadi lebih diuntungkan.

Dirinya juga menilai bahwa penerapan kebijakan tarif Trump menjadi momentum bagi ASEAN untuk lebih giat lagi mengurangi hambatan non-tarif yang mengganggu perdagangan bebas kawasan.

Kendati mengakui bahwa negara-negara ASEAN masih menghadapi tantangan dalam mengurangi hambatan non-tarif, Singh menegaskan bahwa Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di Kuala Lumpur pada Oktober lalu telah membuat satu langkah maju untuk menyelesaikan permasalahan dagang tersebut.

Pada KTT tersebut, para pemimpin ASEAN menandatangani peningkatan Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN (Perjanjian ATIGA). Sebagian dari perubahan dalam perjanjian tersebut akan diarahkan untuk mengatasi berbagai masalah, termasuk persoalan hambatan non-tarif.

“Di dalam ASEAN sendiri, kita sedang berinvestasi untuk mengatasi hambatan non-tarif kita sendiri. Saya juga melihat bahwa negara-negara di seluruh dunia kini semakin mendekat satu sama lain, berupaya mencari cara untuk berbisnis dengan lebih baik, lebih adil, dan lebih setara,” kata Singh.

Baca juga: Malaysia sepakati penyesuaian tarif impor AS jadi 19 persen

Baca juga: Trump berencana bahas isu tarif dan Taiwan saat bertemu Xi Jinping

Baca juga: RI-Malaysia maksimalkan kekuatan domestik-ASEAN hadapi isu tarif

Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |