Jakarta (ANTARA) - Asosiasi Produsen Listrik Swasta Indonesia (APLSI) menyambut baik Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2025–2034, serta membuka ruang untuk berkolaborasi dalam merealisasikannya.
“Kami sangat positif terhadap RUPTL yang baru ini. Memang membutuhkan banyak kolaborasi antara BUMN dengan sektor swasta,” ucap Ketua Umum APLSI Arthur Simatupang pada forum tematik, “Powering Growth: Sustainable Energy through Infrastructure” dalam acara International Conference on Infrastructure di Jakarta, Rabu.
Arthur juga menyoroti banyaknya opsi kerja sama yang tersedia bagi produsen listrik swasta, seperti bekerja sama dengan PLN NP dan subholding PLN lainnya.
Ia menyampaikan bahwa APLSI tengah mempertimbangkan pemanfaatan REC atau sertifikasi energi baru terbarukan, yang akan menjadi pintu masuk bagi para produsen listrik swasta untuk masuk ke industri ekonomi hijau.
“Ini yang ke depannya akan kami kembangkan,” ucapnya.
Lebih lanjut, Arthur juga menyoroti soal pengintegrasian lebih banyak energi terbarukan ke dalam sistem kelistrikan Indonesia. Terlebih, saat ini Indonesia sangat bergantung kepada bahan bakar fosil.
Guna memutus ketergantungan tersebut, Arthur menyampaikan pengintegrasian energi terbarukan sangat penting.
“Caranya bisa jadi dengan memanfaatkan energi baseload seperti panas bumi (PLTP) dan air (PLTA), atau mungkin memanfaatkan PLTS dan PLTB dengan bantuan baterai,” kata Arthur.
PT PLN (Persero) siap bekerja sama dengan pihak swasta untuk mengimplementasikan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2025–2034, sebuah peta jalan pengembangan sistem kelistrikan nasional selama 10 tahun ke depan.
"Kami siap menjalankan arahan Menteri ESDM Bapak Bahlil Lahadalia dalam menyukseskan RUPTL PLN 2025-2034 dengan bersinergi dengan pihak swasta untuk pengembangan pembangkit," ujar Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, dikonfirmasi ANTARA dari Jakarta, Sabtu (31/5).
Darmawan menambahkan, kolaborasi antara PLN dan pihak swasta menjadi kunci dalam merealisasikan target-target energi yang berkelanjutan yang tertuang pada RUPTL.
“Ini merupakan wujud kolaborasi bersama tidak hanya dalam menciptakan kedaulatan energi nasional tapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi,” ucap Darmawan.
Baca juga: PLN sebut baterai jadi komponen penting dalam RUPTL 2025–2034
Baca juga: Paradoks ketahanan pangan dan energi Indonesia
Baca juga: PLN: Implementasi RUPTL dongkrak bauran EBT jadi 34,3 persen pada 2034
Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2025