APEC dorong kolaborasi digital dan ketahanan rantai pasok

5 hours ago 3

Jakarta (ANTARA) - Pertemuan para menteri perdagangan dan luar negeri dari negara-negara anggota Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) di Gyeongju, Korea Selatan, menjadi momentum penting untuk memperkuat kerja sama regional di tengah perubahan global yang dinamis.

Forum tersebut menegaskan kembali komitmen APEC dalam memanfaatkan inovasi digital dan membangun rantai pasok yang tangguh demi pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

Dalam sambutan pembukaannya, Menteri Perdagangan Korea Selatan Yeo Han-Koo menyoroti perjalanan panjang negaranya dari masa sulit pascaperang menuju posisi sebagai kekuatan perdagangan dunia.

Ia menyatakan bahwa keberhasilan Korea mencerminkan semangat keterbukaan dan perdagangan yang menjadi ciri khas kawasan Asia-Pasifik.

"Kisah sukses Korea mencerminkan pengalaman lebih luas di kawasan Asia-Pasifik. Sejak APEC berdiri pada 1989, fasilitasi perdagangan dan investasi telah mengangkat lebih dari satu miliar orang dari kemiskinan," kata Yeo.

Ia menambahkan bahwa di tengah perubahan besar dalam ekonomi global, semangat keterbukaan dan kerja sama menjadi semakin penting untuk dihidupkan kembali.

Kawasan APEC saat ini menjadi rumah bagi lebih dari 40 persen populasi dunia, menyumbang lebih dari 60 persen produk domestik bruto global dan sekitar 50 persen perdagangan internasional.

Namun, kekuatan ekonomi tersebut juga disertai tantangan besar, termasuk perubahan demografi, disrupsi teknologi, dan pergeseran arus perdagangan yang menuntut respons adaptif dari negara-negara anggotanya.

Untuk menjawab tantangan tersebut, Yeo mengusulkan penguatan konektivitas melalui pendekatan open plurilateralism, yaitu model kerja sama yang fleksibel dan sukarela guna melengkapi sistem perdagangan multilateral.

Pendekatan ini, menurutnya, dapat memperkuat peran APEC sebagai wadah lahirnya ide-ide baru dalam kebijakan ekonomi dan perdagangan global.

Selain itu, Yeo menekankan pentingnya pengembangan perdagangan digital dan kolaborasi dalam bidang kecerdasan buatan (AI).

Ia menggarisbawahi inisiatif Korea "AI for Trade" dan rencana peluncuran proyek "AI for Supply Chains" pada 2026, yang diharapkan dapat memperkuat ekosistem digital di kawasan.

"Ekonomi APEC menyumbang lebih dari sepertiga ekspor layanan digital dunia dan menjadi pemimpin dalam teknologi AI.

Saat kesenjangan digital semakin melebar, baik antarnegara maupun antara perusahaan besar dan usaha kecil, Korea berkomitmen memastikan seluruh anggota APEC dapat menikmati manfaat inovasi digital dan AI," ujarnya.

Para menteri yang hadir sepakat bahwa diskusi dalam forum ini harus berujung pada langkah konkret. Mereka menyoroti perlunya peningkatan kesiapan digital, peningkatan daya saing, serta pengurangan kesenjangan digital antarnegara anggota.

Kebijakan yang terkoordinasi dianggap kunci untuk memperkuat rantai pasok kawasan dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang merata.

"Kita membutuhkan semangat Gyeongju hari ini. Keterbukaan dan kerja sama akan menuntun kita menuju masa depan yang lebih damai dan sejahtera bagi Asia-Pasifik," ujar Yeo menutup pidatonya.

Pertemuan para menteri APEC ini menjadi langkah awal menuju APEC Economic Leaders' Meeting yang akan diselenggarakan pada 31 Oktober hingga 1 November di Gyeongju.

Forum tersebut juga menjadi penutup rangkaian pertemuan tingkat menteri dalam kepemimpinan Korea Selatan tahun ini, yang menandai komitmen baru APEC untuk memperkuat kerja sama digital dan perdagangan lintas batas di kawasan.

Baca juga: Ekonomi Kawasan APEC Diproyeksikan Tumbuh 3,1 Persen pada 2025

Baca juga: Presiden Prabowo tiba di Korsel untuk hadiri KTT APEC

Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |