Jakarta (ANTARA) - Kasus henti jantung bukanlah hal yang jarang terjadi, bahkan banyak kejadian serupa dialami oleh sejumlah orang, bahkan kondisi ini sering kali terjadi secara tiba-tiba tanpa gejala yang jelas, sehingga menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat.
Hal ini membuat banyak orang penasaran dan bertanya-tanya, apa sebenarnya yang menjadi penyebab utama terjadinya henti jantung?
Kondisi medis ini terjadi ketika jantung tiba-tiba berhenti berdetak, sehingga aliran darah ke seluruh tubuh terhenti. Henti jantung mendadak dapat menyerang siapa saja, kapan saja, dan sering kali tanpa gejala awal yang jelas dan memerlukan penanganan segera untuk menyelamatkan nyawa.
Penyebabnya bervariasi, mulai dari gangguan irama jantung (aritmia), penyakit jantung koroner, hingga faktor risiko seperti gaya hidup tidak sehat atau riwayat keluarga dengan penyakit jantung.
Oleh karena itu penting untuk mengetahui apa penyebab utama henti jantung bisa terjadi, dengan memahami penyebabnya, kita dapat meningkatkan kesadaran untuk mencegah dan mengatasi kondisi ini dengan lebih baik.
Berikut adalah penyebab utama henti jantung, yang telah dilansir dari berbagai situs kesehatan.
Penyebab henti jantung
Henti jantung, atau yang dikenal sebagai sudden cardiac arrest, adalah kondisi berbahaya di mana jantung secara tiba-tiba berhenti berfungsi, sehingga aliran darah ke tubuh terhenti. Keadaan ini terjadi akibat gangguan pada sistem kelistrikan jantung yang menyebabkan irama jantung tidak normal atau aritmia.
Akibat dari kondisi tersebut, suplai oksigen ke otak dan organ vital lainnya terhenti, yang dapat menyebabkan kerusakan permanen atau bahkan kematian jika tidak mendapatkan penanganan segera. Organ-organ penting ini kehilangan kemampuan untuk memompa darah ke seluruh tubuh, sehingga mempengaruhi fungsinya secara keseluruhan.
Terdapat penyebab utama mengapa henti jantung bisa terjadi, diantaranya:
1. Aritmia (Gangguan irama jantung)
Aritmia adalah gangguan irama jantung yang menjadi penyebab utama henti jantung. Kondisi ini terjadi saat sinyal listrik pengatur detak jantung terganggu, sehingga jantung berdetak terlalu cepat, lambat, atau tidak teratur.
Akibatnya, jantung kehilangan kemampuannya untuk memompa darah secara efektif, yang dapat memicu henti jantung dan meningkatkan risiko kerusakan jaringan jantung.
2. Serangan jantung (Infark miokard)
Serangan jantung terjadi saat aliran darah ke otot jantung terhambat, menyebabkan kerusakan jaringan akibat kekurangan oksigen. Kondisi ini dapat memicu henti jantung mendadak jika tidak segera ditangani.
3. Penyakit jantung koroner
Penyakit jantung koroner terjadi ketika pembuluh darah yang menyuplai darah ke jantung menyempit akibat penumpukan lemak dan kolesterol. Kondisi ini dapat menimbulkan nyeri dada dan meningkatkan risiko serangan jantung, yang pada akhirnya dapat menyebabkan henti jantung.
4. Kardiomiopati
Kardiomiopati adalah gangguan pada otot jantung yang membuat jantung melemah sehingga kesulitan memompa darah dengan baik. Beberapa jenis kardiomiopati, seperti hipertrofik dan dilatasi, dapat meningkatkan peluang terjadinya henti jantung.
5. Penyakit katup jantung
Penyakit ini terjadi saat katup jantung tidak bekerja sebagaimana mestinya, sehingga mengganggu aliran darah dan menambah beban kerja jantung. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko henti jantung.
6. Kelainan elektrolit
Ketidakseimbangan elektrolit seperti kalium, natrium, atau kalsium dapat memicu gangguan irama jantung yang serius. Hal ini biasanya disebabkan oleh dehidrasi, gangguan ginjal, atau penggunaan obat tertentu, dan dapat berujung pada henti jantung.
7. Trauma dada
Cedera berat pada dada akibat kecelakaan atau kekerasan dapat merusak jantung atau pembuluh darah, sehingga meningkatkan risiko henti jantung secara mendadak.
8. Overdosis obat-obatan
Penyalahgunaan obat terlarang atau overdosis obat resep dapat mempengaruhi fungsi jantung. Obat seperti opioid, amfetamin, atau beberapa jenis antidepresan dapat mengganggu irama jantung dan menyebabkan henti jantung.
Faktor risiko henti jantung
Henti jantung juga dapat dipicu oleh berbagai faktor risiko yang dapat meningkatkan peluang seseorang mengalami kondisi tersebut. Berikut beberapa faktor yang perlu diwaspadai:
1. Kebiasaan merokok
Merokok menjadi salah satu penyebab utama berbagai penyakit, termasuk penyakit jantung. Asap rokok mengandung zat berbahaya seperti nikotin, yang dapat meningkatkan detak jantung melebihi batas normal, serta karbon monoksida, gas beracun yang mengurangi pasokan oksigen ke jantung. Selain itu, paparan rokok juga berkontribusi pada penyakit serius lainnya, seperti kanker paru-paru dan gangguan kehamilan.
2. Diabetes
Penderita diabetes memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung, karena kondisi ini dapat menyebabkan menebal-nya dinding pembuluh darah, sehingga menghambat aliran darah secara normal.
3. Hipertensi
Tekanan darah tinggi atau hipertensi dapat merusak dinding arteri dan menurunkan fungsinya. Kerusakan ini mempermudah kolesterol jahat (LDL) menempel pada dinding pembuluh darah, yang pada akhirnya meningkatkan pembentukan plak.
4. Obesitas
Berat badan berlebih meningkatkan risiko penyakit jantung koroner hingga empat kali lipat dibandingkan dengan orang yang memiliki berat badan ideal.
5. Pola hidup yang tidak sehat
Kurangnya aktivitas fisik dan olahraga, ditambah konsumsi makanan tinggi lemak, menjadi salah satu penyebab utama berbagai masalah kesehatan, termasuk gangguan jantung.
Baca juga: Daftar pertolongan pertama saat insiden henti jantung
Baca juga: Dokter rekomendasikan pelari untuk MCU dua bulan sebelum ikut marathon
Baca juga: Ilmuwan ungkap strategi baru untuk resusitasi henti jantung
Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025