Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi VIII DPR RI Mahdalena meminta agar Kementerian Haji dan Umrah (Kemenhaj) memperbanyak kuota petugas haji perempuan pada penyelenggaraan Haji 2026.
Menurut Mahdalena, petugas haji perempuan perlu diperbanyak, karena mereka dapat memahami kebutuhan dari jamaah haji perempuan, termasuk memberikan rasa aman dan nyaman.
"Bulan November ini dimulai proses rekrutmen petugas haji. Kami berharap Kemenhaj memberikan peluang lebih besar kepada perempuan untuk menjadi petugas haji, karena jumlah jamaah haji perempuan juga lebih banyak," ujarnya di Jakarta, Senin.
Berdasarkan data Siskohat pada penyelenggaraan Haji 2025, dari 203.149 orang calon haji reguler, 55,54 persen atau 112.838 orang merupakan jamaah perempuan. Sementara jamaah laki-laki berjumlah 90.311 orang atau 44,46 persen.
“Dominasi jamaah haji perempuan menandakan adanya kebutuhan penanganan khusus. Jamaah haji perempuan tentunya lebih nyaman jika dalam pelaksanaan ibadah haji dibantu oleh petugas haji perempuan. Misalnya, ada kebutuhan jamaah haji perempuan yang lansia yang membutuhkan bantuan ke kamar mandi atau dalam kondisi tertentu mengharuskan pendampingan," kata Mahdalena.
Legislator asal Nusa Tenggara Barat (NTB) itu mengatakan petugas haji perempuan pun secara umum memiliki ketahanan fisik yang baik dan mempunyai ketelatenan lebih baik untuk melayani jamaah.
“Saya kira kita tidak boleh meragukan perempuan ketika terpilih menjadi petugas haji. Mereka memiliki komitmen, mereka kuat dan saya yakin ketika terpilih, perempuan akan berusaha maksimal dalam memberikan yang terbaik dalam pelayanannya kepada jamaah haji,” kata dia.
Baca juga: Petugas: Seorang jamaah perempuan gemetar kopernya dibongkarBaca juga: Menag: Perbanyak petugas haji perempuan
Sebelumnya, Kemenhaj menyiapkan program pelatihan intensif bagi petugas penyelenggara ibadah haji (PPIH) yang akan bertugas pada musim Haji 2026, sebagai bagian dari upaya peningkatan profesionalisme layanan kepada jamaah.
“Pelatihan ini berfokus pada peningkatan kompetensi tugas dan fungsi layanan, penguatan kedisiplinan, serta kemampuan komunikasi dasar dalam bahasa Arab,” kata Menteri Haji (Menhaj) dan Umrah, Mochamad Irfan Yusuf.
Pelatihan tersebut, ujar Irfan, akan diikuti oleh para petugas yang telah dinyatakan lulus seleksi nasional dan dijadwalkan berlangsung pada Januari hingga Februari 2026.
Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































