Anggota DPR ingatkan penyaluran bantuan korban banjir harus layak

5 days ago 8

Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi VIII DPR RI Dini Rahmania mengingatkan pemerintah pusat dan daerah agar penyaluran bantuan logistik maupun makanan untuk masyarakat korban bencana di Sumatera dan Aceh harus mengedepankan prinsip aman, layak, dan terencana.

Menurut dia, penyaluran bantuan bencana harus mengikuti prosedur yang menjamin keamanan, kelayakan, dan keadilan dalam pendistribusian, bukan semata-mata cepat tetapi malah mengorbankan kualitas.

"Bantuan tidak boleh disalurkan asal demi kecepatan, tanpa mempertimbangkan resiko kerusakan," kata Dini di Jakarta, Rabu.

Hal itu dikatakan Dini untuk merespons adanya sejumlah bantuan makanan yang rusak karena dijatuhkan dari helikopter.

Dia mengatakan metode air drop atau penjatuhan bantuan dari udara boleh dijadikan opsi darurat hanya jika benar-benar tidak ada akses darat sama sekali dan harus disertai standar kemasan yang cocok untuk kondisi tersebut agar barang tidak rusak saat jatuh.

"Dalam kondisi normal atau saat memungkinkan akses darat/laut, distribusi harus via jalur aman dengan melibatkan aparat lokal dan pemerintah daerah," katanya.

Baca juga: Akses terputus, Kodam Iskandar Muda terbangkan bantuan ke Langsa

Menurut dia, pemerintah pusat bersama pemerintah daerah dan BPBD wajib memastikan setiap paket bantuan masuk ke tangan penerima akhir dengan kondisi layak, termasuk pengecekan mutu sebelum diserahkan serta menerima pengaduan jika ada bantuan rusak atau tidak layak.

Selain itu, pemerintah pun perlu memastikan sasaran penerima bantuan dan waktu penyaluran bantuan itu agar kepercayaan publik tetap terjaga dan bantuan tepat sasaran.

Dini menambahkan saat ini akan banyak penyaluran bantuan seiring jumlah korban yang terus bertambah dan kondisi akses ke banyak wilayah juga masih sulit.

Untuk itu, dia meminta pemerintah, baik BNPB maupun BPBD, untuk memetakan kebutuhan berbasis kebutuhan wilayah terdampak.

Baca juga: BNPB kirim 4,1 ton bantuan bagi korban banjir Sumbar melalui jalur udara

Untuk itu, menurut dia, harus ada data real-time yang mencatat kebutuhan spesifik tiap wilayah, seperti jumlah pengungsi, akses jalan/komunikasi terputus, kebutuhan pangan, air bersih, obat-obatan, selimut, hingga tenda.

"Karena setiap daerah memiliki kondisi berbeda, distribusi sebaiknya dikoordinasikan lewat BPBD dan pemerintah lokal, melibatkan tokoh masyarakat, relawan, guna memastikan bahwa bantuan sampai ke kelompok paling membutuhkan," katanya.

Mengingat data korban terus meningkat serta banyak wilayah yang hingga kini belum bisa dijangkau hingga menyebabkan distribusi bantuan terganggu, dia pun mendesak pemerintah pusat untuk mengevaluasi secara serius kemungkinan menetapkan "status bencana nasional".

Dia mengatakan bahwa penetapan status nasional bukan semata simbolik, melainkan penting agar akses terhadap sumber daya nasional, personel, logistik, anggaran, dukungan antar-provinsi, bisa dioptimalkan, serta memudahkan koordinasi dan percepatan tanggap darurat dan pemulihan.

Baca juga: Warga Aceh Tengah buat helipad mandiri agar didatangkan bantuan

Baca juga: Dua helikopter antarkan bantuan logistik bencana ke Talamau

Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |