Anggota DPD dorong Jateng miliki perusahaan daerah khusus garam

2 hours ago 2

Semarang (ANTARA) - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Abdul Kholik mendorong Jawa Tengah memiliki perusahaan daerah yang khusus menangani produksi garam seiring dengan potensi besar yang dimiliki wilayah tersebut.

"Kalau Jateng bisa fokus mengembangkan BUMD (badan usaha milik daerah) garam, maka peluang sangat besar bagi ekonomi Jateng," katanya, di Semarang, Selasa malam.

Menurut dia, memang sudah ada pabrik pengolahan garam yang dimiliki Pemerintah Provinsi Jateng, tetapi belum fokus karena masih menjadi salah satu divisi dari PT. Sarana Pembangunan Jawa Tengah (SPJT).

Ia mengaku baru saja melakukan ekspedisi bertajuk "Jelajah Potensi Garam Pantura Jateng" dengan meninjau sentra-sentra garam di kawasan Pantai Utara Jateng, seperti Demak, Pati, dan Rembang.

"Di Pati, kami ke PT SPJT, salah satu divisi (usaha) adalah garam. Cukup canggih dengan kapasitas produksi 25 ribu per tahun. Hampir seluruh produksi BUMD ini diserap pasar," katanya.

SPJT adalah BUMD milik Pemprov Jateng yang mendirikan pabrik garam industri di Desa Raci, Batangan, Pati, untuk mengolah garam krosok menjadi garam industri berkualitas (minimal NaCl 97 persen).

"Banyak permintaan terus mengalir. Industri garam ini menyerap garam dari koperasi-koperasi. Jadi, pola hubungannya, garam petambak masuk ke koperasi, kemudian masuk ke BUMD," katanya.

Bahkan, kata dia, BUMD tersebut juga membantu meningkatkan kesejahteraan petambak garan karena berani membeli garam sampai dengan harga Rp1.900 per kilogram.

Ia menyebutkan bahwa kebutuhan garam secara nasional mencapai 4,6 juta ton per tahun, dan sementara ini baru dipenuhi 1,3 juta ton dari lokal, sedangkan sisanya impor.

"Ada defisit hampir 3,2 juta ton yang selama ini impor. Artinya, buat Jateng dan daerah penghasil garam, ini pangsa pasar besar yang harus diisi," katanya.

Karena itu, ia mengusulkan jika perlu industri garam yang selama ini masih berada di bawah PT SPJT dijadikan perusahaan mandiri, yakni Perusahaan Daerah (PD) Garam sehingga akan semakin fokus.

"SPJT ini holding, ada pabrik garam, jasa kontruksi, workshop, elpiji, coldstogare. Cukup beragam (usahanya). Kami memberi saran agar bisa di-'split' jadi PD Garam mandiri sehingga fokus usahanya lebih bisa ekspansi," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Jateng Endi Faiz Effendi mengakui besarnya potensi kelautan di Jateng, khususnya garam sehingga perlu meningkatkan produksi.

Secara peralatan, kata dia, sebenarnya pabrik garam sebagai divisi di bawah naungan PT SPJT sudah memiliki peralatan dan fasilitas yang canggih, serta siap untuk membuat jadi pabrik sendiri.

"Permasalahannya pada kebijakan yang ada, terkait tata ruang, kebijakan. Kalau untuk komponen (mesin, red.), ada beberapa yang impor, namun sebagian lain sudah diproduksi di dalam negeri," pungkasnya.

Baca juga: Menteri PPN: Presiden arahkan Indonesia mampu swasembada garam

Baca juga: Kepala Bappenas ungkap rencana bangun Institut Garam Nasional

Baca juga: Trenggono gandeng Raffi Ahmad perkuat industri pergaraman di Rote

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |