Analis: Sentimen positif berkembang di pasar kripto usai rapat The Fed

1 week ago 6
Kenaikan harga Bitcoin yang relatif signifikan ini berpotensi berlanjut, terlebih apabila perkembangan pelonggaran tarif AS berlanjut.

Jakarta (ANTARA) - Analis Reku Fahmi Almuttaqin menilai, sentimen positif berkembang semakin luas di pasar kripto di tengah tidak adanya sinyal negatif yang perlu dikhawatirkan investor dari hasil pertemuan The Federal Reserve (The Fed), Rabu (7/5) waktu setempat.

“Khususnya setelah Presiden AS Donald Trump mengisyaratkan akan mengumumkan kesepakatan dagang besar dengan sebuah negara yang disebut sangat dihormatinya, yang menurut spekulasi adalah Inggris. Bitcoin yang baru pada 6 Mei kemarin diperdagangkan di level 93.000 dolar AS, kini sudah menembus level 99.000 dolar AS (8/5), pasca perkembangan situasi AS tersebut,” kata Fahmi dalam keterangannya, di Jakarta, Kamis.

Kenaikan harga Bitcoin yang relatif signifikan ini berpotensi berlanjut, terlebih apabila perkembangan pelonggaran tarif AS berlanjut. Menurut Reku, tidak menutup kemungkinan sentimen positif yang berkembang dapat membawa Bitcoin melewati level resistance psikologis di angka 100.000 dolar AS.

Sementara itu, indeks-indeks saham utama AS juga ditutup menguat pada Rabu waktu AS, setelah The Fed menahan suku bunga dan menyatakan bahwa risiko terhadap ekonomi memang meningkat, namun belum terjadi secara nyata.

Fahmi mengatakan, sentimen pasar juga sempat didorong oleh kabar bahwa AS dan China akan memulai kembali pembicaraan dagang di Swiss, yang memunculkan harapan pelonggaran tarif.

“Selain itu, laporan juga menyebutkan Presiden Trump sedang mempertimbangkan pelonggaran pembatasan ekspor chip AI, yang sebelumnya diberlakukan di era Biden, sehingga mendorong saham-saham teknologi,” kata Fahmi.

Sebelumnya, The Fed kembali mempertahankan suku bunga acuannya di level 4,25-4,50 persen dalam rapat Federal Open Market Committee (FOMC) yang berlangsung pada Rabu malam waktu AS, di tengah meningkatnya ketidakpastian ekonomi akibat tarif impor baru dari pemerintahan Trump.

Ketua The Fed Jerome Powell menyampaikan, meskipun ketidakpastian meningkat, ekonomi AS masih berada dalam kondisi solid. Namun, The Fed tetap bersikap hati-hati karena risiko inflasi yang lebih tinggi dan kemungkinan peningkatan pengangguran masih membayangi.

Powell menegaskan bahwa kebijakan moneter harus tetap fleksibel, dan posisi saat ini dianggap cukup untuk merespons perkembangan ekonomi ke depan secara tepat waktu.

Ia juga menyoroti kebijakan perdagangan, khususnya tarif impor, menjadi sumber ketidakpastian utama yang memaksa The Fed untuk tetap bersikap wait and see.

Powell mengakui, sulit untuk memprediksi dampak akhir dari kebijakan perdagangan tersebut, dan apakah nantinya tekanan yang lebih besar akan datang dari sisi inflasi atau dari pasar tenaga kerja. Jika keduanya meningkat bersamaan, The Fed mungkin harus memilih untuk mengatasi salah satu risiko lebih dulu.

Baca juga: Analis sebut data inflasi PCE AS jadi penentu arah pasar kripto

Baca juga: Bitcoin jadi peluang investasi jangka panjang di tengah krisis global

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |