Yogyakarta (ANTARA) - Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau AirNav Indonesia memastikan seluruh fasilitas layanan navigasi penerbangan beroperasi secara optimal selama periode libur panjang Idul Adha 1446 H/2025 M.
"Seperti halnya pada beberapa 'event' nasional, AirNav menyiapkan personel, fasilitas dan prosedur. Artinya di rangkaian libur panjang, bahkan sebelum Idul Adha, kita sudah menjamin bahwa fasilitas kita beroperasi secara optimal," kata Direktur Operasi AirNav Indonesia Setio Anggoro di Yogyakarta, Senin.
Menurut dia, sejumlah langkah telah disiapkan untuk mendukung kelancaran arus udara, seperti penempatan personel tambahan di titik-titik padat, pemantauan trafik secara real-time melalui sistem terpusat, serta peningkatan koordinasi dengan maskapai dan otoritas bandara.
Skenario kontinjensi juga disiapkan untuk mengantisipasi kemungkinan lonjakan trafik.
Meski begitu, Setio memperkirakan kepadatan trafik udara nasional saat Idul Adha tahun ini tidak mengalami peningkatan signifikan dibanding tahun lalu.
"Kami prediksi seperti halnya kemarin saat Lebaran itu hanya meningkat sekitar 2 sampai 3 persen," ujar dia.
Namun demikian, ia menegaskan bahwa seluruh langkah antisipasi tetap dijalankan agar layanan navigasi penerbangan berjalan tanpa hambatan.
"Secara ekstra, penerbangan tambahannya tidak terlalu banyak. Artinya, ini masih bisa dianggap seperti halnya libur panjang sebelumnya.Tapi pastinya akan kami laporkan setelah Idul Adha," kata Setio.
Terkait kepadatan trafik udara secara nasional, Setio mengakui Indonesia memiliki jumlah pergerakan pesawat yang sangat tinggi jika dibandingkan negara-negara lain di kawasan Asia.
Namun, tingkat kepadatannya relatif bervariasi tergantung bandara dan waktu operasional.
"Kalau secara jumlah Indonesia cukup tinggi, sangat tinggi. Tapi kalau padat dibandingkan dengan kapasitas, ada beberapa bandara saja di Indonesia yang demand-nya melebihi kapasitas, seperti Jakarta, Bali dan Surabaya," jelasnya.
Menurut dia, bahkan di tiga bandara tersibuk itu, kepadatan hanya terjadi pada jam-jam tertentu.
"Artinya malam hari itu masih cukup kosong. Berbeda dengan beberapa kota di dunia yang memang demand-nya tinggi sepanjang hari," ujarnya.
Untuk itu, Setio menambahkan pemerataan slot penerbangan menjadi salah satu kunci untuk meningkatkan kapasitas layanan navigasi penerbangan secara nasional.
Baca juga: Indonesia tuan rumah forum ICAO bahas solusi kepadatan ruang udara
Baca juga: AirNav Indonesia luncurkan layanan navigasi ruang udara Papua
Baca juga: Airnav Denpasar layani 6.136 pesawat udara saat libur panjang Waisak
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025