Jakarta (ANTARA) -
Anak Ceria Foundation (ACF) Eduhub yang merupakan lembaga pendidikan dan sosial berkomitmen selalu berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan dengan terus berkolaborasi bersama pemerintah dalam membangun ekosistem pendidikan yang mumpuni.
“Kami berkomitmen meningkatkan kualitas pendidikan," kata Direktur ACF Eduhub, Ivan Supangat di Jakarta, Selasa.
Hal itu dilakukan melalui tiga program utama, yaitu pendidikan formal melalui 12 Sekolah Juara, pendidikan nonformal PKBM Ceria serta program pelatihan guru yang telah memberdayakan 1.312 guru melalui Program "Ceria Training Centre".
ACF Eduhub telah menggelar "Education Outlook 2026" yang dihadiri 150 peserta secara luring (offline) dan lebih dari 500 peserta daring yang melibatkan guru, mahasiswa kependidikan, pemangku kebijakan serta pemerhati pendidikan.
Kegiatan ini diharapkan menjadi momentum memperkuat kolaborasi dan dampak nyata bagi transformasi pendidikan.
Baca juga: Guru di Jakarta dilatih untuk memastikan makanan MBG aman
Ia menjelaskan bahwa kegiatan "Education Outlook 2026" selaras dengan fokus pemerintah dalam meningkatkan kompetensi guru melalui Program Profesi Guru (PPG), pengembangan pelatihan berbasis digital dan AI serta penguatan platform "Merdeka Mengajar".
Inisiatif ini lahir dari kesadaran akan tantangan pendidikan Indonesia, termasuk kesenjangan kualitas guru, akses pengembangan yang belum merata dan kebutuhan pembelajaran yang relevan dengan perubahan zaman.
“Kegiatan ini diharapkan menjadi ruang kolaborasi berkelanjutan bagi para pendidik untuk bertukar gagasan, menghadirkan solusi dan memperkuat kapasitas dalam membangun ekosistem pendidikan yang maju dan berdampak nyata bagi masa depan bangsa,” kata dia.
Dalam diskusi "Education Outlook 2026", Founder Guruverse.ID Dr Muhammad Sobirin mengatakan, pihaknya pernah mendengar istilah butuh satu kampung untuk mendidik satu orang.
“Artinya kita harus betul-betul menghadirkan diri kita untuk bisa saling ter-'connect' dengan pendidik yang lain agar bisa mendidik satu orang menjadi manusia yang seutuhnya," katanya.
Baca juga: Guru sekolah swasta di Jakarta bakal terima subsidi dana pendidikan
Ia mengatakan, dari kesadaran kolektif tersebut, lahirlah kebutuhan akan ruang kolaboratif yang terstruktur dan berdampak untuk melahirkan guru yang kompeten dan mampu mentransformasi murid dari sekadar tahu menjadi benar-benar paham.
“Semangat ini kemudian diwujudkan melalui Launching Guruverse.id, inisiatif baru ACF Eduhub yang memperkuat kompetensi guru melalui pelatihan, komunitas, mentoring dan publikasi karya,” kata dia.
Perwakilan Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kepala Balai Besar Guru dan Tenaga Kependidikan (BBGTK) Jawa Barat, Dr Sugito Adi Warsito menekankan bahwa saat ini yang paling urgensi adalah melakukan peningkatan kompetensi guru dan tenaga kependidikan.
Ia mengungkapkan bahwa hasil uji kompetensi guru tahun 2016 menunjukkan rata-rata nilai 42,3 persen yang berarti masih terdapat defisit kompetensi sebesar 56,7 persen.
Ia menganalogikan persentase tersebut dengan seorang pilot memiliki kompetensi 95 persen dan masih defisit 5 persen.
“Dengan defisit lima persen ini kita akan ragu untuk naik pesawat. Lalu bagaimana jika guru memiliki defisit lebih dari 50 persen?,” kata dia.
Baca juga: "Bullying" di sekolah, sejumlah orang tua siswa lapor polisi
Hal ini menjadi pengingat bahwa kompetensi pendidik di Indonesia masih jauh dari kategori ideal dan memerlukan upaya serius serta berkelanjutan.
Ia juga mengapresiasi dan dukungan kepada ACF Eduhub yang terus berkontribusi dalam peningkatan kompetensi guru.
Menurut dia, peran guru sangat menentukan tujuan pendidikan karena setiap orang tua menyekolahkan anaknya agar menjadi baik, pintar,l dan terampil. Hal itu hanya mungkin jika gurunya kompeten.
“Ini menjadi pengingat bahwa masa depan bangsa ditentukan oleh kualitas guru hari ini dan peningkatannya membutuhkan komitmen serta kolaborasi semua pihak,” kata dia.
Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































