6 bahaya konsumsi mie instan berlebihan bagi kesehatan

1 month ago 11

Jakarta (ANTARA) - Mie instan telah lama menjadi salah satu makanan favorit banyak orang. Selain praktis dan mudah disajikan, mi instan juga memiliki rasa yang lezat dan beragam varian yang menarik. Tidak heran jika makanan ini sering menjadi pilihan saat lapar melanda, terutama bagi mereka yang memiliki keterbatasan waktu untuk memasak.

Namun, di balik kelezatan dan kemudahan penyajiannya, konsumsi mi instan perlu diperhatikan dengan bijak. Kandungan dalam mi instan, seperti natrium yang tinggi dan berbagai bahan tambahan, dapat berdampak pada kesehatan jika dikonsumsi secara berlebihan.

Oleh karena itu, memahami risiko yang mungkin ditimbulkan menjadi hal yang penting bagi para penikmat mi instan. Agar tetap dapat menikmati mi instan dengan lebih sehat, ada baiknya mengetahui berbagai dampak yang dapat ditimbulkan. Berikut 6 bahaya utama dari konsumsi mi instan yang perlu diwaspadai, merangkum dari berbagai sumber:

Baca juga: Risiko konsumsi mi instan hingga fitur baru Google Search

6 bahaya konsumsi mie instan berlebihan

1. Risiko hipertensi (tekanan darah tinggi)

Mie instan mengandung kadar natrium (garam) yang tinggi. Mengonsumsi natrium secara berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah, yang pada akhirnya berisiko menyebabkan hipertensi dan penyakit jantung.

2. Kekurangan nutrisi

Mie instan cenderung tidak mengandung zat gizi penting, seperti vitamin, mineral, serat, dan protein yang penting bagi tubuh. Konsumsi mi instan yang berlebihan dalam jangka panjang bisa menyebabkan malnutrisi atau kekurangan gizi.

3. Gangguan pencernaan

Mie instan sebenarnya merupakan jenis makanan yang tidak mudah dicerna, sehingga membuat kerja sistem saluran cerna menjadi lebih berat. Bila dikonsumsi terlalu sering atau terlalu banyak, hal ini dapat menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan.

Baca juga: Taiwan tolak produk mi instan Indonesia

4. Risiko sindrom metabolik

Konsumsi mie instan secara berlebihan dapat meningkatkan risiko terjadinya sindrom metabolik, yaitu kondisi yang dapat meningkatkan risiko terserang penyakit jantung, stroke, dan diabetes.

5. Obesitas dan kenaikan berat badan

Mie instan mengandung kalori yang cukup tinggi namun rendah nutrisi, sehingga jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan dapat menyebabkan kenaikan berat badan, terutama jika tidak diimbangi dengan aktivitas fisik yang cukup.

6. Risiko kerusakan organ

Mie instan mengandung propylene glycol, bahan anti-beku yang mencegah mi dari pengeringan dengan mempertahankan kelembapan. Bila sering makan mi instan, tubuh menyerap zat tersebut dengan mudah dan terakumulasi di jantung, hati, dan ginjal, yang dapat menyebabkan kerusakan dan kelainan organ, serta melemahkan sistem kekebalan tubuh.

Mie instan memang menawarkan kemudahan dalam penyajian, sehingga sering menjadi pilihan praktis bagi banyak orang. Rasanya yang lezat dan waktu memasak yang singkat menjadikannya solusi cepat untuk mengatasi rasa lapar, terutama bagi mereka yang memiliki jadwal padat.

Namun, penting bagi kita untuk membatasi konsumsinya dan tetap menjaga pola makan yang seimbang. Kandungan nutrisi dalam mie instan sering kali tidak mencukupi kebutuhan gizi harian, sehingga perlu diimbangi dengan asupan makanan bergizi lainnya demi menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Baca juga: Berbuka puasa dengan Mie instan, bagaimana dampaknya bagi kesehatan?

Baca juga: Terungkap alasan Indomie versi Indonesia lebih enak dari negara lain

Pewarta: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |