Banda Aceh (ANTARA) - Sebanyak 100 siswa Sekolah Rakyat Menegah Atas (SRMA) 2 Aceh Besar menjalani pemeriksaan kesehatan yang merupakan bagian dari masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS).
"Alhamdulillah hari ini para siswa mengikuti kegiatan MPLS dan salah satu rangkaiannya adalah pemeriksaan kesehatan," kata Wakil Sekretaris 2 Sekretariat Bersama Sekolah Rakyat, Herman Koswara, di Indrapuri, Senin.
Di sela-sela pelaksanaan MPLS hari pertama di SRMA 2 Aceh Besar, ia menjelaskan kegiatan pemeriksaan kesehatan merupakan bagian penting bagi peserta didik sebelum mengikuti kegiatan belajar mengajar di Sekolah Rakyat.
Ia mengatakan Sekolah Rakyat merupakan program dari Presiden Prabowo Subianto yang bertujuan memutus rantai kemiskinan lewat pendidikan.
Mereka yang bersekolah di SRMA 2 Aceh Besar merupakan anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem berdasarkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).
Baca juga: Dinsos: Seluruh siswa Sekolah Rakyat di Kupang jalani cek kesehatan
"Sekolah Rakyat ini merupakan program strategis nasional sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 8 tahun 2025," katanya.
Ia mengatakan siswa yang sekolah di SRMA 2 Aceh Besar merupakan anak-anak dari keluarga kurang mampu yang tersebar di 23 kecamatan di Kabupaten Aceh Besar.
Menurut dia seluruh siswa yang sekolah SRMA 2 Aceh Besar yang berada di kompleks SMA Negeri 2 Unggul Ali Hasjmy ditanggung seluruhnya oleh pemerintah.
"Seluruh fasilitas pembelajaran, tempat tinggal, makan, perlengkapan sekolah disediakan dan orang tua tidak perlu memikirkan apapun," katanya.
Pada hari pertama MPLS tersebut seluruh siswa terlihat sangat antusias termasuk saat pelaksanaan zoom yang dihadiri langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Abdul Muhaimin Iskandar dan Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf.
Baca juga: Mensos: Sekolah Rakyat kedepankan kesetaraan, lahirkan anak cerdas
Baca juga: Sekolah Rakyat di Bali lakukan cek kesehatan siswa awali MPLS
Pewarta: M Ifdhal
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
