Jakarta (ANTARA) - Wahana Visi Indonesia (WVI) meluncurkan kampanye "Hope, Joy, Justice for All Children" yang mengajak masyarakat menjadi sponsor anak, memberikan dukungan finansial dan aktifitas tanpa memisahkan anak dari keluarga dan komunitasnya.
Resource Development & Communication Director WVI Asteria Aritonang dalam keterangannya di Jakarta Jumat mengatakan, selama 26 tahun berdiri, Wahana Visi Indonesia telah mendampingi sedikitnya 1,2 juta anak.
"Ketika seseorang menjadi sponsor anak, artinya seseorang itu berjuang bersama WVI dalam mentransformasi identitas anak yang hidup dalam kemiskinan," katanya.
Perjalanan seorang sponsor anak, kata Asteria, akan mengiringi hidup seorang anak dari sejak anak tersebut disponsori.
Ia mengatakan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, persentase anak miskin di Indonesia tercatat sebesar 11,80 persen. Dari data itu juga diketahui bahwa anak berusia 0-4 tahun memiliki persentase kemiskinan paling tinggi, yaitu sebesar 12,93 persen.
"Identitas itu akan menyebabkan batasan akses, partisipasi, dan kesejahteraan bagi anak-anak yang hidup dalam kemiskinan," kata Asteria menambahkan.
Bertempat di restoran Pancious Mal Pacific Place, WVI menggelar konferensi pers bersama tiga anak dampingan yang mewakili semangat kampanye ini, yaitu Andini dari Nagekeo NTT, yang menyuarakan Harapan (Hope), Marselus dari Sintang Kalimantan Barat yang menyuarakan Sukacita (Joy), dan Karin dari Asmat Papua Selatan, yang menyuarakan Keadilan (Justice).
"Campaign" ini juga didukung enam Hope Ambassadors Wahana Visi Indonesia yaitu Dewi Makes, Sidney Mohede, Becky Tumewu, Fransisca Tjong, Imelda Fransisca, dan Monita Tahalea.
Karin, anak dampingan WVI dari Asmat, Papua Selatan, menyaksikan sendiri bagaimana anak-anak di daerahnya hidup tanpa rasa aman.
"Masih banyak anak-anak dari daerah saya yang menghirup lem Aibon karena mereka tidak punya akses hiburan yang terjangkau," katanya.
Hal serupa juga disuarakan Andini, anak dampingan WVI dari Nagekeo, NTT.
“Rumah saya yang paling jauh di kampung. Setiap ke sekolah saya harus berjalan kaki 1 sampai 2 jam untuk sampai ke sekolah. Saya sudah menjadi anak sponsor selama sembilan tahun dan merasa sangat bersyukur untuk sponsor saya," ujarnya
Berkat sponsor, kata Andini, dirinya bisa punya pendidikan yang baik, dan jadi punya harapan untuk masa depannya dan keluarga.
“Ibu saya meninggal saat saya berusia 11 tahun. Saya tumbuh tanpa kepercayaan diri. Sejak jadi anak sponsor di WVI saya terlibat di banyak kegiatan bersama forum anak di daerah saya," katanya.
Para Hope Ambassadors yang hadir dalam konferensi pers tersebut telah menjadi sponsor anak bersama Wahana Visi Indonesia selama 12-15 tahun.
Mereka telah beberapa kali berkunjung langsung ke daerah tempat tinggal anak sponsor mereka untuk melihat langsung kehidupannya.
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2024