Manado (ANTARA) - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral meminta warga, pengunjung, dan wisatawan tidak beraktivitas di dalam wilayah radius tiga kilometer dari pusat kawah Gunung Awu, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara.
"Saat ini tingkat aktivitas Gunung Awu pada Level II (Waspada)," kata Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Muhammad Wafid AN dalam laporan aktivitas Gunung Awu periode 16-31 Juli 2025 yang dibagikan Kepala Balai Pemantauan Gunung Api dan Mitigasi Bencana Gerakan Tanah Sulawesi dan Maluku Juliana DJ Rumambi di Manado, Rabu.
Potensi bahaya Gunung Awu yang mungkin terjadi berupa erupsi magmatik eksplosif yang menghasilkan Iontaran material pijar dan/atau aliran piroklastik.
Baca juga: Badan Geologi: 306 gempa vulkanik dangkal guncang Gunung Awu Sulut
Potensi lainnya seperti erupsi magmatik efusif yang menghasilkan aliran lava, maupun erupsi freatik yang didominasi uap, gas gunung api maupun material erupsi sebelumnya.
Potensi pembongkaran kubah lava dapat terjadi jika tekanan di dalam sistem magmatik mengalami peningkatan signifikan.
Potensi bahaya lain yaitu berupa emisi gas gunung api yang dapat membahayakan jiwa jika konsentrasi yang terhirup melebihi nilai ambang batas aman.
Baca juga: Kegempaan Gunung Awu-Sangihe didominasi gempa dangkal
Rekomendasi lainnya, masyarakat agar mematuhi rekomendasi yang dikeluarkan oleh Badan Geologi melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.
Warga juga diharapkan tidak terpancing oleh berita yang tidak benar dan tidak bertanggungjawab mengenai aktivitas Gunung Awu.
Selain itu, warga diajak mengikuti arahan dari Instansi yang berwenang yakni Badan Geologi yang akan terus melakukan koordinasi dengan BNPB, BMKG, Kementerian/Lembaga, Pemda, dan instansi terkait lainnya.
Baca juga: Badan Geologi: Kegempaan Gunung Awu didominasi gempa vulkanik dangkal
Pewarta: Karel Alexander Polakitan
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.