Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza menilai program ketahanan pangan pemerintahan Prabowo Subianto menjadi peluang bagi industri agro di Indonesia untuk lebih berkembang.
Dalam kunjungannya ke pabrik Syngenta Indonesia di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, ia mengapresiasi Syngenta Indonesia yang berhasil mengantongi kepercayaan dari pasar dan petani selama puluhan tahun, meningkatkan investasi permesinan, serta mengembangkan ukuran bisnisnya di Indonesia.
"Ini penting karena di tengah situasi pesimisme PHK dan lain-lain, ini menanamkan bahwa sektor yang berhubungan dengan pertanian, memang tidak akan ada PHK. Justru size bisnisnya yang berkembang," kata Wamenperin di Bogor, Kamis.
Kunjungan tersebut turut didampingi oleh Direktur Industri Semen, Keramik, dan Pengolahan Bahan Galian Nonlogam Kemenperin, Putu Nadi Astuti.
"Apalagi pemerintah dengan program ketahanan pangan. Tentu juga ada peluang yang sangat besar dengan food estate, peluang ini bagi bisnis yang berhubungan dengan sektor pangan," tambah dia.
Riza mengatakan bahwa tantangan yang dihadapi oleh sektor industri agro tidak mudah. Termasuk di antaranya luas lahan yang kian sempit, konversi lahan pertanian, berkurangnya jumlah petani, dan gempuran produk impor di tengah permintaan pasar yang tinggi.
"Saya kira kalau keseriusan kita betul-betul kita galang di semua lapisan termasuk yang menyediakan kebutuhan bagi produktivitas seperti pestisida dan herbisida, maka tujuan pemerintah untuk ketahanan pangan bisa berhasil," ujarnya.
Sementara, President Director of Syngenta Indonesia Eryanto mengatakan bahwa pihaknya selama ini berkomitmen meningkatkan kesejahteraan petani melalui visi petani maju. Dengan visi ini, Syngenta Indonesia fokus meningkatkan produktivitas petani untuk menghasilkan panen yang lebih tinggi.
Selain menjadi pemasok bibit dan produk-produk pertanian, Syngenta Indonesia juga melakukan inovasi dengan menyediakan platform daring yang dapat digunakan para petani berkonsultasi mengenai pertanian setiap hari.
"Kami punya dua aplikasi yakni cropwise grower dan peTani apps dengan pengguna teregistrasi pada 2024 sebanyak 116 ribu. Di aplikasi ini, petani bisa langsung sharing mengenai penyakit tanaman yang mereka alami," ujar Eryanto.
Baca juga: Wamenperin: Regulasi industri mebel dan furnitur dipermudah
Baca juga: Wamenperin sarankan marketplace memprioritaskan produk asli Indonesia
Baca juga: Wamenperin menegaskan RI mampu produksi ponsel pintar berkualitas
Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2025